Berita

Saiful Anam/Istimewa

Hukum

Kasus Suap Wahyu Setiawan Sangat Sistematis, Saiful Anam: Aneh Jika KPK Tidak Geledah Kantor PDIP

JUMAT, 24 APRIL 2020 | 12:11 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seharusnya berani menggeledah Kantor DPP PDIP. Karena, berdasarkan fakta persidangan, di tempat tersebut banyak peristiwa yang berkaitan dengan dugaan suap terkait pergantian anggota DPR RI terpilih 2019-2024.

Begitu yang disampaikan pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam, setelah melihat rangkaian fakta persidangan dengan terdakwa Saeful Bahri yang merupakan kader PDIP.

"Fakta rangkaiannya jelas, di mana fakta persidangan Donny (tim hukum DPP PDIP) melakukan transaksi suap di kantor DPP PDIP Menteng. Mestinya KPK harus berani geledah kantor DPP PDIP," ucap Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/4).


Apalagi, kata Saiful, proses pemberian uang yang digunakan untuk menyuap eks Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, ada kaitannya dengan internal DPP PDIP. Terutama terkait dengan Office Boy (OB) DPP PDIP, Kusnadi, yang disebut sebagai orang dekat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto.

"Apalagi ada kaitannya dengan internal yang merupakan orang dekat Hasto, yakni OB yang bernama Kusnadi, tentu perannya tidak sembarangan, dimana OB tersebut bisa menjadi pintu masuk penghubung uang antara Harun Masiku dengan Hasto," kata Saiful.

Bahkan, imbuh Saiful, Kusnadi yang biasa membuat minuman kopi untuk Hasto tersebut bukanlah orang sembarangan.

"Karena hidup mati Hasto bisa berawal dan berujung di tangan OB tersebut. Kalau saja OB tersebut menaruh racun dalam kopi tersebut misalnya, tentu nyawa Hasto taruhannya," terang Saiful.

Sehingga, berdasarkan fakta persidangan, Saiful berkesimpulan bahwa perkara tersebut dilakukan secara sistematis.

"Sangat sistematis untuk menyamarkan uang suap melalui OB si tukang kopi untuk menyamarkan aksinya. Ini bisa jadi hal yang menarik di mana si tukang kopi saja berperan besar untuk menghubungkan uang suap. Sehingga sangat aneh apabila KPK tidak menggeledah DPP PDIP. Ada apa dengan KPK? Apakah KPK tidak berani dengan partai penguasa? Atau hal lain?" pungkas Saiful.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya