Berita

Pasien Covid-19/Net

Dunia

Studi Hong Kong: Total Kasus Covid-19 Di China Sebenarnya Empat Kali Lipat Lebih Banyak

KAMIS, 23 APRIL 2020 | 17:38 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Jumlah kasus infeksi virus corona baru di China diperkirakan lebih besar dari yang yang dilaporkan, bahkan empat kali lipat dari angka tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para akademisi di Universitas Hong Kong yang diterbitkan di Lancet, jumlah sebenarnya kasus di China akan jauh lebih besar jika definisi Covid-19 diterapkan sejak awal.

Menurut mereka, sebanyak lebih dari 232.000 orang mungkin telah terinfeksi dalam gelombang pertama Covid-19. Angka tersebut jauh dari jumlah kasus yang dilaporkan secara resmi.


Sebelumnya, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengeluarkan tujuh versi definisi kasus COvid-19 antara 15 Januari hingga 3 Maret. Menurut akademisi Hong Kong, hal tersebut berpengaruh besar pada berapa banyak infeksi yang terdeteksi di China.

Akademisi Hong Kong tersebut sendiri menganalisis data hingga 20 Februari yang diambil dari misi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Diperkirakan, masing-masing dari empat perubahan pertama meningkatkan proporsi kasus yang terdeteksi dan dihitung, antara 2,8 dan 7,1 kali.

“Jika versi kelima dari definisi kasus telah diterapkan sepanjang wabah dengan kapasitas pengujian yang cukup, kami memperkirakan bahwa pada 20 Februari 2020, akan ada 232.000 kasus yang dikonfirmasi di China sebagai lawan dari 55.508 kasus yang dilaporkan,” ujar para akademisi tersebut seperti dimuat SCMP.

Itu dikarenakan, seiring pengetahuan ilmiah dan kemampuan laboratorium yang berkembang, definisi kasus yang dikonfirmasi juga ikut meluas hingga mencakup kasus dengan gejala yang lebih ringan, atau tanpa kaitan epidemiologis dengan Wuhan atau kasus lain yang diketahui.

Laporan itu mengungkapkan perubahan-perubahan ini harus diperhitungkan ketika melihat tingkat pertumbuhan epidemi.

China saat ini terus menghadapi skeptisisme atas pelaporan kasusnya. Pekan lalu, China mengungkapkan jumlah kematian di Wuhan, tempat virus itu diyakini berasal, ternyata 50% lebih tinggi dari yang dilaporkan pertama.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya