Berita

Ilustrasi Kartu Pra Kerja/Net

Politik

KPK Mesti Awasi Tanda-tanda Penyalahgunaan Keuangan Dalam Proyek Kartu Prakerja

MINGGU, 19 APRIL 2020 | 08:18 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dipertanyakan di tengah dugaan penyalahgunaan jabatan Staf Khusus Presiden Joko Widodo untuk memperkaya diri sendiri menyeruak ke publik.

Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (Cespels), Ubedilah Badrun mencontohkan kasus Kartu Prakerja. Di mana perusahaan milik Stafsus Jokowi, Adamas Belva Syah Devara menjadi salah satu yang ditunjuk sebagai aplikatornya.

Proyek bernilai triliunan rupiah ini seharusnya berada di bawah pengawasan KPK dan melalui proses lelang tender.

“Karena melebihi Rp 200 juta harusnya pakai tender," ujar Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (18/4).

KPK harus mengawasi lantaran besaran biaya pelatihan yang dianggarkan oleh pemerintah adalah senilai Rp 1 juta per penerima Kartu Prakerja.

Artinya, jika jumlah penerima yang ditargetkan adalah 5,6 juta orang, maka nilai proyek Kartu Prakerja yang diberikan pada perusahaan mitra adalah sebesar Rp 5,6 triliun, dari total anggaran sebesar Rp 20 triliun.

Kehadiran KPK semakin perlu lantaran salah satu aplikator mitra adalah perusahaan dari Stafsus Jokowi, Adamas Belva Syah Devara, yakni Ruangguru. Hal ini tentu memunculkan dugaan adanya abuse of power dan conflict of interest di lingkungan Istana Negara.

"KPK mestinya memantau tanda-tanda penyalahgunaan keuangan negara tersebut," pungkas Ubedilah.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya