Berita

Ubaidillah Badrun/Net

Politik

Jokowi Abaikan Masukan Dari Para Ilmuwan Soal Covid-19, Ubedilah Badrun: Ciri Rezim Populis Pentingkan Oligarki

SABTU, 18 APRIL 2020 | 01:19 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintahan Presiden Joko Widodo dianggap semakin menunjukkan rezim populisme yang lebih mementingkan kepentingan oligarki ekonomi dibandingkan rakyat.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPELS), Ubedilah Badrun saat diskusi streaming bersama Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, Jumat (17/4).

Rezim populisme yang dimaksud oleh Ubedilah, terlihat dari banyaknya saran dan masukan dari para ahli yang diabaikan oleh Presiden Jokowi.

"Terlalu banyak profesor di bidang medis yang bicara agar Jakarta di karantina, tapi kan profesor kedokteran UI yang banyak itu tidak didengar," ucap Ubedilah Badrun.

"Tidak hanya itu, Ikatan Dokter Indonesia yang betul-betul mereka para ahli medis minta segera di karantina. Tidak didengar juga. Kemudian ilmuan banyak sekali, ekonom, analis menyarankan segera karantina Jakarta itu pada waktu itu. Tapi gak didengar," dia menambahkan.

Dari peristiwa tersebut, kata Ubedilah, semakin memperlihatkan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi merupakan rezim populisme yang cenderung anti intelektualisme.

"Ini membenarkan tesis ciri rezim populisme adalah rezim yang anti sains, rezim yang cenderung anti intelektualisme dan itu terbukti saya kira hari-hari ini. Saya kaget ketika para guru besar fakultas kedokteran UI menyarankan karantina tapi direspon dengan cuek oleh rezim kekuasaan," jelasnya.

Artinya, kata Ubedilah, adanya kekuatan oligarki ekonomi maupun oligarki politik yang lebih didengar dibanding dari para ilmuwan.

"Ini rezim apa, terus siapa yang di dengar oleh rezim ini?. Berarti kan kalau para ilmuwan tidak di engar ya, analis yang menyebutkan bahwa oligarki ekonomi yang didengar itu menjadi benar," pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya