Berita

Menkeu Sri Mulyani/Net

Politik

Sindir Sri Mulyani Trauma Century, Misbakhun: Lambatnya Pemerintah Tangani Covid-19 Karena Kurang Uang

KAMIS, 16 APRIL 2020 | 01:55 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pandemik Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) mulai dirasakan dampaknya ke sektor ekonomi banyak negara dan masyarakatnya. Bahkan, ekonomi RI diprediksi pemerintah tumbuh minus 2,6 persen.

Hal ini menggelitik Anggota Komisi IX DPR RI Mukhamad Misbakhun angkat bicara dan mengomentari, tentang upaya pemerintah menanggulangi bencana wabah virus corona jenis baru ini.

Menurutnya, persoalan ekonomi domestik intinya berada pada ketersediaan uang yang dimiliki negara (cash flow) saat ini. Sebab kata Mukhamad Misbakhun, hal ini seiring jika melihat penanganan Covid-19 pemerintah yang lambat.

"Saya melihat bahwa melambatnya penanganan pemerintah, baik itu jaring pengaman sosial dan beberapa ketersedian di sektor kesehatan, itu saya melihat berkaitan dengan cash flow," ujar Mukhamad Misbakhun dalam dialog virtual yang diselanggarakan Narasi Institute, Rabu (15/4).

Politisi Partai Golkar ini melihat, penerimaan negara di beberapa sektor masih jauh dari harapan. Misalnya, penerimaan dari sektor pajak masih sekitar 17 persen per 13 April kemarin, atau sekitar Rp 287 triliun.

"Yang bisa menambah jumlah uang pemerintah itu adalah sisa anggaran lebih (SAL) tahun lalu dan akumulasi Silpa. Kemudian yang berikutnya saya tidak melihat penerimaan," ungkap Mukhamad Misbakhun.

"Kemarin pemerintah menerbitkan global bond (surat utang negara yang diterbitkan dalam valuta asing), saya yakin belum masuk (ke kas negara) keseluruhannya. Apakah itu kemudian bisa secepatnya digunakan (untuk penanganan Covid-19)?," sambungnya.

Disamping itu, pria kelahiran Pasuruan, Jawa Timur ini juga tidak menemukan sosok yang bisa mengatasi krisis ekonomi karena wabah Covid-19 ini. Akan tetapi, ia melihat dua sosok di pemerintahan yang memiliki pengalaman saat krisis ekonomi.

"Yang saya melihat ada dua figur di kabinet, yaitu Pak Sofjan Djalil yang pada saat 98 sudah menjadi menteri, dan Pak Suharso Monoarfa yang pada saat itu menjadi Anggota DPR," ungkap Mukhamad Misbakhun.

"Selebihnya tidak. Yang ada saya lihat Menkeu (Sri Mulyani Indrawati) tahun 2008 (kasus Bank Century) itu dengan trauma waktu itu," dia menambahkan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya