Berita

Hasto Kristiyanto/Net

Politik

Pakar Hukum: KPK Jangan Takut Kepada Sekjen Partai Penguasa

SELASA, 14 APRIL 2020 | 15:20 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diharapkan untuk tidak takut untuk menelusuri lebih jauh keterlibatan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto atas fakta persidangan terdakwa Saeful Bahri, Senin (13/4).

Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam mengatakan, KPK harus berani menelusuri apakah ada keterkaitan adanya pertemuan antara mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan Hasto Kristiyanto pada 2019 usai rekapitulasi.

Keterlibatan yang dimaksud adalah berkaitan dengan kasus dugaan suap terkait pergantian anggota DPR RI terpilih 2019-2024 yang melibatkan tiga kader PDIP yakni Saeful Bahri, Harun Masiku dan Agustiani Tio Fridelana dengan Wahyu Setiawan.

"KPK harus menelusuri lebih jauh keterlibatan Hasto, apakah ada hubungannya dengan pertemuan antara WS (Wahyu Setiawan) dengan HK (Hasto Kristiyanto)," ucap Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (14/4).

Saiful melanjutkan, jika memang ada keterlibatan maka siapapun harus sama di hadapan hukum.

"Kalau memang ada maka siapapun harus sama dihadapan hukum (equality before the law), bukan tidak mungkin HK dapat juga ditetapkan sebagai tersangka," jelasnya.

Saiful pun berharap agar KPK untuk tidak takut menelusuri lebih jauh meskipun sosok yang dituju adalah petinggi di partai penguasa.

"Saya kira KPK jangan sampai takut kepada siapapun termasuk kepada sekjen partai penguasa di Indonesia," tegas Saiful.

Selain itu, Saiful juga berharap kepada Majelis Hakim dan Jaksa KPK untuk lebih jeli mendalami informasi dari para saksi di persidangan.

"Hakim dan Jaksa harus lebih jeli dalam mengorek informasi dari saksi-saksi dalam persidangan tersebut, sehingga dapat memberikan informasi tentang siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut," pungkas Saiful.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya