Berita

Imunisasi campak/Net

Dunia

Ketika Dunia Disibukan Dengan Pandemik Corona, 117 Juta Anak Dalam Bahaya Campak

SELASA, 14 APRIL 2020 | 09:45 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebanyak lebih dari 117 juta anak di dunia dapat kehilangan imunisasi campak ketika pandemik Covid-19 mengharuskan adanya jarak sosial dan terus menekan layanan kesehatan.

Demikian laporan dari Measles&Rubella Initiative (M&RI) yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF pada Selasa (14/4).

Berdasarkan laporan tersebut, kampanye imunisasi campak di 24 negara telah ditunda dan berpotensi menempatkan anak-anak di 37 negara dalam risiko. Angka tersebut juga bisa bertambah jika kondisi ini terus berlanjut.

“Jika pilihan yang sulit untuk menghentikan vaksinasi dibuat karena penyebaran Covid-19, kami mendesak para pemimpin untuk mengintensifkan upaya untuk melacak anak-anak yang tidak divaksinasi, sehingga populasi yang paling rentan dapat diberikan vaksin campak segera setelah memungkinkan untuk dilakukan jadi," ujar M&RI dalam pernyataannya.

"Sementara kita tahu akan ada banyak tuntutan pada sistem kesehatan dan pekerja garis depan selama dan di luar ancaman Covid-19, memberikan semua layanan imunisasi, termasuk vaksin campak, sangat penting untuk menyelamatkan jiwa," sambungnya seperti dimuat Reuters.

Ketika pandemik corona telah menewaskan lebih dari 113 ribu orang dan menginfeksi hampir 2 juta jiwa, hampir semua negara menerapkan penguncian atau pembatasan gerak.

Semua fokus pada penanganan wabah corona tanpa menyadari adanya ancaman wabah lain, termasuk campak.  

Menurut data dari WHO pada Desember, campak telah menginfeksi hampir 10 juta orang pada 2018 dan menewaskan 140 ribu orang yang didominasi anak-anak.

Penyakit akibat virus yang sangat menular ini bisa dicegah dengan melakukan imunisasi massal pada bayi dan anak-anak secara rutin.

Bahaya campak, membuat Kelompok M&RI mengatakan vaksin campak juga diperlukan di tengah pandemik Covid-19.

"Upaya mendesak harus diambil sekarang untuk bersiap menutup celah kekebalan yang akan dieksploitasi oleh virus campak," pungkas kelompok tersebut.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya