Berita

Senator Dianne Feinstein/Net

Dunia

Senator Demokrat Kecewa Pengajuan Utang Kemanusiaan Iran Ke IMF Diblokir Donald Trump

MINGGU, 12 APRIL 2020 | 08:44 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Senator Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Dianne Feinstein mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan Presiden Donald Trump yang memblokir Iran dari daftar pinjaman Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.

Feinstein yang mewakili California telah meminta Trump untuk menghapuskan rencana pemerintahannya yang memblokir permintaan Iran untuk mendapatkan pinjaman sebesar 5 miliar dolar AS di IMF guna menangani wabah virus corona.

Dalam suratnya yang ditujukan kepada Trump pada Kamis (9/4), Feinstein mengatakan, jika Iran tidak bisa menghentikan penyebaran virus corona, maka itu adalah hasil dari sanksi ekonomi secara sepihak dari AS.

"Saya kecewa melihat laporan bahwa pemerintahan anda bermaksud untuk memblokir Iran untuk mendapatkan 5 miliar dolar AS sebagai bantuan kemanusiaan dari IMF untuk memerangi pandemik virus corona," tulis Feinstein.

Menurut pendapatnya, jika wabah Covid-19 tidak cepat dikenalikan di Iran, maka akan menyebar secara luas ke wilayah Timur Tengah yang membahayakan pasukan AS dan pasukan koalisi negara-negara tetangga, termasuk Afganistan.

"Adalah kepentingan nasional kita, dan kepentingan keamanan internasional, untuk membantu Iran mengatasi penyakit ini," kata Feinstein seperti dikutip Sputnik.

Untuk itu, Feinstein kemudian meminta Trump mendukung permintaan bantuan Iran. Dia menyaraknkan, IMF bisa berperan untuk sarana pengawasan pengalokasian dana tersebut.

Sebelumnya, pada Selasa (7/4), jurubicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus mengatakan kepada BBC Persia bahwa Trump menentang pinjaman Iran karena dana tersebut bisa digunakan untuk embantu kelompok-kelompok "teroris" di Timur Tengah, alih-alih pengendalian wabah.

Namun pada Kamis, Presiden Hassan Rouhani dalam pidatonya mengatakan, IMF harus memenuhi tugasnya terhadap Iran yang juga anggota. Di mana lebih dari 50 tahun terakhir, Iran tidak pernah meminta apapun.

Saat ini, jumlah infeksi virus corona baru di Iran sudah mencapai 70.029 kasus dengan 4.357 orang meninggal dunia dan 41.947 orang dinyatakan pulih.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya