Berita

Gde Siriana/Net

Politik

Indonesia Cetak Sejarah Utang Jangka Terpanjang, Gde Siriana: Tanda Negara Lagi Bokek

SABTU, 11 APRIL 2020 | 15:41 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Direktur Eksekutif Government and Political Studies (GPS), Gde Siriana mengkritik pemerintah yang mengambil utang dengan jumlah terbesar dan terlama sepanjang sejarah Republik Indonesia berdiri.

Menurutnya, langkah pemerintah yang demikian itu menandakan bahwa saat ini kondisi keuangan negara lagi tekor alias bokek.

“Makin panjang jangka waktu utang yang anda pilih, tanda bahwa anda tidak punya uang untuk bayar cicilan," kata Gde melalui kicauanya di akun Twitter @SirianaGde, Sabtu (11/4).  


"Anda harus panjangkan jangka waktunya agar cicilannya kecil, meski anda harus menanggung beban bunga lebih besar. Jadi jika negara berutang untuk 50 tahun, tanda bahwa negara sedang bokek,” katanya menegaskan.

Kendati demikian, kata Gde, disitulah hebatnya Presiden Jokowi, yang salah urus negara dan mengambil hutang.

“Siapa yang bayar? Anak-anak yang lahir tahun 2050 masih nanggung beban hutang negara hingga 20 tahun ke depan. Mantap, ini baru namanya presiden paling pinter sedunia. Sekali-kali boleh dong muji,” sindir Gde.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia akan menerbitkan Global Bond sebesar 4,3 miliar dolar AS dalam 3 bentuk surat berharga global yaitu Surat Berharga Negara (SBN) seri RI 1030, RI 1050, dan RI 0470.

Seri RI 1030 memiliki tenor 10,5 tahun yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2030 diterbitkan sebesar 1,65 miliar dolar AS dengan yield global sebesar 3,9 persen.

Seri kedua yaitu RI 1050 dengan tenor 30,5 tahun atau jatuh tempo 15 Oktober 2050. Nominal yang diterbitkan juga 1,65 miliar dolar AS dengan yield 4,25 persen.

Seri ketiga adalah RI0470 dengan tenor 50 tahun, jatuh tempo 15 April tahun 2070 sebesar 1 miliar dolar AS dengan tingkat yield 4,5 persen. Seri ini merupakan global bond pertama yang diterbitkan dengan tenor 50 tahun.

Penerbitan surat utang dengan tenor 50 tahun merupakan tenor terpanjang yang pernah dilakukan pemerintah Indonesia.

Bahkan, dari Februari hingga Maret tidak ada satupun negara di Asia yang masuk ke global bond karena volatilitas dan gejolak yang besar.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya