Berita

Ferry Juliantono/Net

Politik

Ferry Juliantono: Elite Dan Rakyat Beda Pandangan Hadapi Covid-19

SENIN, 06 APRIL 2020 | 18:53 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Dampak merebaknya virus corona baru (Covid-19) di tanah air saat ini telah menimbulkan krisis ekonomi maupun sosial di tengah masyarakat.

Kehidupan rakyat secara umum semakin berat, dan membuat masalah kesengsaraan semakin menggunung, terutama dalam bentuk kesenjangan antara rakyat dengan elit.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (DPP APPSI), Ferry Juliantono, di Jakarta, Senin (6/4).


"Krisis bukan hanya memperlihatkan kesenjangan sosial dan ekonomi, tapi juga terdapat kesenjangan sekaligus perbedaan pikiran antara elite pemerintahan dengan pikiran dalam masyarakat tentang realita yang ada," ujar Ferry.

Bahkan, menurutnya, sebelum munculnya kasus Covid-19, rakyat sudah terbiasa hidup dalam berbagai ketidakpastian oleh karena pemerintah kerap menggunakan buzzer serta influencer (pemengaruh) bayaran yang menyebabkan penguasa menjadi tidak peka, anti kritik, serta cenderung elitis, yang semata-mata mengejar tercapainya sebuah pencitraan di luar harapan rakyat.

"Nah, biasanya kalau terjadi kesenjangan seperti itu maka pemerintah akan menggunakan kekuasaan yang otoriter, sementara rakyat hanya akan menggunakan jalan kekuatannnya sendiri," tegas Ferry.

Sebaliknya, lanjut Ferry, saat terjadi kontraksi sosial maka sesungguhnya rakyatlah yang pasti menang.

Dia melanjutkan, contoh lain terkait perbedaan antara realitas di masyarakat dan pikiran elite berkuasa adalah tentang melanjutkan proyek pembangunan Ibukota Negara baru dibarengi sikap penguasa yang terus bertahan, kemudian sikap melanjutkan pembahasan omnibus law RUU Cipta Kerja.

Sementara itu, elite lain seperti jajaran pimpinan KPK justru meminta kenaikan gaji, ditambah sikap Menkunham Yasonna H. Laloly yang akan membebaskan narapidana.

"Ini tentu saja berlawanan dengan pikiran rakyat yang ingin semua proyek atau agenda dari penguasa yang tidak penting tersebut ditunda. Di luar itu, rakyat menghendaki pemotongan gaji pejabat, artinya rakyat ingin ada pengorbanan semua pihak. Jadi, tidak cuma rakyat yang dituntut memberi pengorbanan," tutup Ferry.

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya