Berita

Ilustrasi Lockdown/Net

Politik

Ali Rif'an: Covid-19 Jadi Bom Waktu Kalau Tak Diantisipasi, Jokowi Harus Segera Eksekusi Lockdown

SENIN, 30 MARET 2020 | 11:36 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Presiden Joko Widodo didesak berbagai kalangan untuk segera memberlakukan karantina wilayah, menyikapi perkembangan wabah coronavirus disease. Tujuannya adalah menekan perkembangan Covid-19.

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an menjelaskan untuk mencegah terjadinya Covid-19 sebagai bom waktu, Presiden Jokowi harus segera memberlakukan karantina wilayah. Menurutnya karantina wilayah adalah sebutan yang identik sama dengan lockdown.

Ali melihat potensi persebaran akan sangat sulit dicegah jika pemerintah pusat tidak segera memberlakukan lockdown khususnya di provinsi yang paling banyak terpapar virus Covid-19.

"Saya melihat bukan dari sisi kuantitas banyaknya tapi persebaran makin hari makin merata, Minggu kemarin sudah 30 provinsi sudah merata dengan jumlah yang lumayan, DKI, Jabar, Banten, Jatim dan jateng. Sebenarnya karantina ini sudah agak terlambat dari kemarin ndak boleh mudik harusnya kemarin," kata Ali Rif'an kepada Kantor Berita Politik RMOL,Senin (30/3).

Menurut Eks Manajer Riset Poltracking ini, jika pemerintah pusat tidak segera memberlakukan karantina wilayah maka persebaran akan merembet ke seluruh darah di Indonesia. Dalam sepekan ini saja data pasien positif Covid-19 sudah terjadi di 30 Provinsi di Indonesia.

"Kalau ndak diantisipasi segera akan jadi bom waktu. Gagasan karantina wilayah harus segera dieksekusi tidak bisa menunggu lagi, lonjakan mudik akan berbanding lurus pada penyebaran virus. Kalau tidak dibendung dampaknya akan sangat serius secara nasional. Kalau Di DKI misalnya di karantina virus tidak akan tersebar dan gesekan ekonomi terlokalisir dan mudak antisipasinya," demikian analisa Ali Rif'an.

Data Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Per Minggu (29/3) data pasien positif Covid-19 sebanyak 1285 orang dan mengakibatkan 114 orang meninggal dunia. Dari total pasien yang terinfeksi sebanyak 64 orang dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan dari tim medis.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya