Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Pengamat: Narasi Jokowi Menyiratkan Pesan Tingkat Disiplin Rakyat Indonesia Rendah

RABU, 25 MARET 2020 | 07:22 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo dinilai keliru dalam memahami masyarakat Indonesia. Hal itu tercermin dari alasan Jokowi tidak melakukan lockdown yang seolah menganggap tingkat kedisiplinan rakyat rendah.

Begitu kata Direktur Eksekutif Center for Social, Political, Economic and Law Studies (Cespels), Ubedilah Badrun saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (25/3).

"Narasi Jokowi itu menyiratkan pesan bahwa rakyat Indonesia tingkat disiplinnya rendah. Kemudian karena tingkat budaya disiplinnya jauh berbeda dengan negara maju, maka dijadikan alasan untuk menolak lockdown,” urainya.

Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini menilai, jika Presiden Jokowi menganggap tingkat disiplin rakyatnya rendah, maka harus melakukan kebijakan yang tegas dan terarah.

Hal ini perlu dilakukan dalam mengantisipasi sebaran Covid-19. Sebab, kebijakan jaga jarak (social distancing) itu lamban untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, mengingat lalu lintas sosial masih dibolehkan.

“Masyarakat masih boleh hilir mudik berinteraksi antar sesama," jelas Ubedilah.

Justru, sambungnya, masyarakat yang memiliki tingkat disiplin rendah memerlukan kebijakan tegas dan terarah. Presiden seharusnya menggunakan alasan itu untuk melakukan lockdown atau karantina wilayah.

"Kebijakan tegas dan terarah itu dalam situasi pandemi Covid-19 ini adalah kebijakan lockdown lokal di daerah yang terbanyak terkena wabah atau menurut UU 6/2018 disebut karantina wilayah," pungkas Ubedilah.

Jokowi sebelumya mengatakan bahwa setiap negara memiliki karakter, budaya, dan tingkat kedisiplinan yang berbeda-beda. Dengan pertimbangan itu, dalam menghadapi Covid-19 Indonesia tidak memiliki jalan lockdown.

“Di negara kita, yang paling tepat physical distancing atau meminta setiap warga menjaga jarak aman,” tuturnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya