Berita

Rupiah dan dolar AS/Net

Politik

Rupiah Ambyar Gara-gara Pasar Menghukum Indonesia Yang Ngeyel Soal Corona

KAMIS, 19 MARET 2020 | 15:07 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Dolar Amerika Serikat semakin trengginas menggilas rupiah. Per hari ini, Kamis (19/3) nilai tukar dolar AS terhadap rupiah menembus angka Rp 16.000 dalam penelusuran Google.

Peneliti The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan berpandangan, nilai tukar rupiah loyo tidak lepas dari dampak virus corona baru atau Covid-19 di tanah air. Sebaran ini dibarengi dengan anggapan bahwa pemerintah Indonesia ngeyel dalam mengantisipasi pagebluk dari Wuhan, China tersebut.

Abdul menilai, pihak asing mulai tidak percaya untuk investasi di Indonesia karena dianggap tidak mampu menangani virus corona.

“Jadi sebenarnya rupiah itu terdepresiasi karena pasar atau ekonomi dunia itu menghukum Indonesia. Gara-gara memang sudah beberapa kali dikasih tahu pemerintah RI harus seperti ini, disaranin sama lembaga-lembaga di dunia (termasuk WHO) pun nggak didengerin,” katanya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (19/3).

Padahal, sambung Abdul, negara-negara lain sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi penanganan ketika virus corona baru alias Covid-19 ini mulai merebak di Wuhan, China. Semantara pemerintah Indonesia sibuk menyangkal dan jumawa menyebut virus tidak akan masuk tanah air karena iklim tropis.  

Terlepas dari itu semua, pria yang akrab disapa Ucok ini meminta pemerintah segera membuat kebijakan yang konkret agar perekonomian Indonesia membaik.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya