Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Imigrasi Patut Dievaluasi, Harun Masiku Saja Lolos Apalagi Corona

RABU, 18 MARET 2020 | 15:35 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Pemerintah Indonesia terkesan lamban dan terlalu percaya diri dalam melakukan pencegahan dini penyebaran Covid-19 di Indonesia.  

Ini terjadi karena simpang siurnya informasi dan koordinasi antar instansi pemerintah yang buruk.

Namun, jika dievaluasi ke belakang, justru pemerintah Indonesia telah menunjukkan sikap responsif sejak dini.


Misalnya dengan evakuasi WNI dari Wuhan, China dan Jepang, serta pencegahan masuknya WNA yang berasal dari China dan negara terdampak sejak awal Februari 2020.

Demikian yang disampaikan Pengamat Politik yang tergabung dalam Forum Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia, Ade Reza Hariyadi, saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/3).

Sayangnya, kata Ade Reza, pelaksanaan pencegahan masuknya WNA dari negara terjangkit, terutama asal China masih kurang efektif dalam prakteknya.

"Besar kemungkinan ini ada ketidakprofesionalan dari instansi keimigrasian, sehingga masih ada WNA dari negara terjangkit yang lolos masuk ke Indonesia," ungkap Ade.

Untuk itu dirinya menegaskan mesti ada investigasi terhadap penerapan kebijakan di sektor imigrasi.

Bukan kali ini saja, kata dia, lalainya sektor imigrasi pun sempat ditunjukkan saat kasus Harun Masiku menjadi perbincangan publik.

Kader PDI Perjuangan yang buron usai ditetapkan tersangka suap kepada Komisioner KPU ini sempat terekam kamera pengawas di Bandara Soekarno-Hatta. Pada saat yang sama, imigrasi menyebut Harun Masiku masih berada di luar negeri.

"Imigrasi kan ujung tombaknya, kalau sampai kebobolan ya pasti ada masalah di situ," katanya.

Bahkan yang terbaru, kasus lolosnya 49 TKA asal China hingga masuk ke Kendari, Sulawesi Tenggara.

Menurutnya, kejadian itu dapat menjadi pintu masuk untuk mengurai benang kusut lalu lintas orang asing di Indonesia.

"Sejak awal Februari 2020 kementerian luar negeri telah mengeluarkan kebijakan pencegahan masuknya orang asing dari negara terjangkit Covid-19, semestinya kebijakan ini juga dijadikan acuan untuk melakukan pencegahan secara efektif di lapangan oleh petugas imigrasi," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya