Berita

Jokowi dan SBY/net

Politik

SBY: Pemerintah Jangan ’Too Little And Too Late’ Hadapi Gejolak Ekonomi

RABU, 18 MARET 2020 | 10:53 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendukung langkah pemerintah dalam meningkatkan semua upaya mencegah virus corona baru atau Covid-19 yang kian menyebar di Indonesia.

Secara khusus, SBY menyoroti gejolak ekonomi yang serius bersamaan dengan wabah virus corona ini. Dia menyarankan pemerintah melakukan policy response dan tindakan yang cepat dan sigap dalam menghadapi pelambatan ekonomi.

“Simak rontoknya harga-harga saham, minyak, dan nilai tukar. Juga berbagi pukulan yang menggoyahkan pilar dan fundamental perekonomian banyak negara. Termasuk Indonesia,” ujar SBY dalam siaran pers di akun Facebook-nya, Rabu (18/3).

Adanya gejolak ekonomi ini, mengingatkan SBY pada saat krisis ekonomi global tahun 1998 dan tahun 2008 silam. Pada tahun 1998, kata SBY, ekonomi Indonesia tidak bisa diselamatkan, sementara di tahun 2008 bisa selamat.

Artinya, pemerintah berhasil meminimalkan dampak krisis ekonomi global tahun 2008. Sekalipun kala itu, sambung SBY, Banyak pakar ekonomi, pemimpin dunia usaha, dan bahkan elemen pemerintah di banyak negara yang khawatir gejolak ini bisa membuat dunia jatuh ke dalam “resesi yang dalam dan panjang”.

“Bahkan ada yang mencemaskan kalau krisis ini jauh lebih berat dibandingkan krisis tahun 1998 dan tahun 2008 dulu,” paparnya.

Atas alasan itu, SBY berharap pemerintah tidak terlambat menjalankan policy response dan aksi nyata yang diperlukan untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia di tengah badai resesi yang bakal menghantui akibat adanya virus corona.

“Jangan “too little and too late”. Selamatkan ekonomi kita, selamatkan rakyat. Di samping ekonomi dunia dan kawasan nampaknya benar-benar kelabu dan terus bergejolak, ekonomi kita juga memiliki sejumlah persoalan yang fundamental,” paparnya.

Menurutnya, jika perekonomian Indonesia kuat, semua fundamentalnya kokoh, dan tidak memiliki risiko apapun, maka pemerintah boleh tenang.

“Pohon yang kuat, sehat dan akarnya kokoh akan selamat manakala taufan dan badai datang menerjang. Mungkin sempat terhuyung-huyung, namun tak akan roboh. Tetapi akan berbahaya jika badainya terlalu kuat dan pohon yang kita miliki tak sekokoh yang kita duga,” urainya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya