Berita

Anies Baswedan dan Joko Widodo/Net

Politik

Jokowi Sentil Anies, Pengamat: Andai Pusat Tidak Gamang Dan Nyeleneh, Tentu Antrean Di Halte Busway Tidak Terjadi

SENIN, 16 MARET 2020 | 16:52 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pembatasan layanan transportasi publik yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut menjadi sorotan Presiden Joko Widodo dalam jumpa pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3).

Kebijakan Anies ini sempat dikritik sejumlah pihak lantaran terjadi penumpukan penumpang di sejumlah Halte Transjakarta dan Stasiun MRT DKI.

Jokowi menyentil dengan mengatakan bahwa pemerintah daerah harus tetap menyediakan transportasi publik sekalipun ada imbauan pembatasan aktivitas bekerja, belajar, hingga beribadah.

Namun demikian, mantan walikota Solo itu mengingatkan agar pengguna transportasi publik menjaga jarak dengan penumpang lain untuk menghindari penyebaran Covid-19.

Menanggapi itu, pengamat sosial politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun justru mengkritik gaya komunikasi pemerintah pusat yang sangat buruk dan arogan sejak awal Covid-19 menyebar di Wuhan.

“Di antara arogansi tersebut misalnya ada menteri yang menantang peneliti Harvard University untuk membuktikan ada corona di Indonesia. Kemudian ada menteri yang berkelakar nasi kucing kebal corona,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (16/3).

Belum lagi kebijakan Jokowi yang nyeleneh dengan menggelontorkan dana sebesar Rp 72 miliar untuk menarik wisatawan di tengah pagebluk.

“Secara umum presiden lamban dan cenderung tertutup soal data korban Covid-19,” terangnya.

Akibat model komunikasi publik yang seperti itu masyarakat gamang menerima informasi dan gamang memilih sikap, maka sejumlah daerah juga lebih cepat bersikap, seperti yang dilakukan DKI Jakarta.

Menurutnya, andai pemerintah pusat tidak gamang dan nyeleneh, tentu antrean di Halte Busway pada hari ini tidak terjadi.

“Jadi kekacauan lalu lintas dan penumpukan manusia itu akibat kekacauan komando dan ketidaksinkronan kebijakan pemerintah terutama antar kementrian,” sambung direktur eksekutif Center for Social, Political, Economic and Law Studies (Cespels) itu.

Adapun dalam kebijakannnya, Anies Baswedan membatasi perjalanan transportasi umum di Jakarta, Transjakarta hanya beroperasi di 13 rute per hari ini. Sementara MRT hanya dibatasi 60 orang. Kebijakan ini diambil untuk mengantisipasi sebaran virus mematikan asal Wuhan, China itu secara masif.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

HUT ke-497 Kota Jakarta

Minggu, 19 Mei 2024 | 14:01

Alami Demam Tinggi, Raja Salman Kembali Jalani Pemeriksaan Medis

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:56

Aktivis Diajak Tiru Akbar Tanjung Keluar dari Zona Nyaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:54

Teater Lencana Membumikan Seni Pertunjukan Lewat "Ruang Tunggu"

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:36

Bamsoet Ungkit Lagi Cerita Pilu Golkar saat Dipimpin Akbar Tanjung

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:26

Alumni Usakti Didorong Berperan Membangun Indonesia

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:12

Diserang Rusia, 9.907 Warga Ukraina Ngacir dari Kharkiv

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Banyak Guru Terjerat Pinjol Imbas Kesejahteraan Minim

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Wantim Golkar DKI Pamer Zaki Bangun 29 Stadion Mini di Tangerang

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:39

Prabowo-Gibran Diyakini Bawa Indonesia Jadi Macan Asia

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:26

Selengkapnya