Berita

Agus Harimurti Yudhoyono/Net

Politik

Pengamat: Narasi Politik AHY Masih Kering, Belum Ada Tawaran Dan Konsep Menjanjikan

SENIN, 16 MARET 2020 | 05:54 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Banyak PR besar yang harus segera dikerjakan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pasca dipercaya untuk memimpin Partai Demokrat usai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memilih 'pensiun'.

"AHY belum mencoba membuat tawaran dan konsep yang menjanjikan sehingga rakyat punya harapan. Narasi politik AHY masih kering," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/3).

Pangi berpandangan, setidaknya ada beberapa hal yang perlu dikelola dengan baik oleh putra sulung SBY ini. Pertama, AHY harus mampu mengambil panggung dan momentum agar bisa masuk pada radar top of main atau masuk pada gelombang pembicaraan publik.

"Kalau tidak, maka AHY bisa tenggelam," jelasnya.

Hal lain yang harus disadari AHY, jelasnya adalah tren elektoralnya yang kian hari kian bagus. Hal ini terjadi karena mantan Kogasma Demkorat ini selalu berupaya masuk pada isu-isu strategis.

"Ke depan, AHY harus masuk pada kebijakan yang mampu memainkan emosi publik. Ini kan hanya soal sintemen dan bagaimana mengelola emosi publik, bagaimana berselancar pada narasi keadillan, kesejahteraan, dan harmoni masyarakat," sambungnyaa.

Jika AHY mampu masuk ke pusaran isu tersebut, maka bisa makin moncer. Namun sebaliknya, menurut Pangi, jika AHY salah mengelola dan memainkan narasinya justru bisa tenggelam.

"Jadi harus pintar dan piawai betul memainkan bandul politik, salah melangkah sedikit bisa blunder dan bukannya menaikkan elektabilitas, justru men-downgrade elektabilitas, maka jangan masuk ke zonasi isu atau sintemen yang memantik emosi publik, jangan blunder dan berpolemik," tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya