Berita

Penulis Amerika John Perkins/Net

Dunia

Penulis Terkenal AS Ungkap Bagaimana Virus Corona Bekerja Dan Menyadarkan Kita Tentang Sebuah Kesalahan

JUMAT, 13 MARET 2020 | 17:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Penulis Amerika, John Perkins, secara mengejutkan menulis dalam akun instagramnya tentang wabah virus corona.

Penulis buku fanomenal An Economic Hitman alias Bandit Ekonomi ini memandang wabah Virus Corona telah merusak tatanan kehidupan dunia.

"Epidemi virus adalah cara Ibu Pertiwi mengajarkan kita pelajaran mengenai dampak yang akan bertahan lama, itu yang dikatakan seorang dukun Andean Shaman kepada saya. Katanya, ketika kita tertular penyakit -atau khawatir karenanya- kita belajar tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita."


Perkins menuliskan kalimat itu dalam akunnya disertai dengan unggahan gambar bertuliskan kalimat besar-besar: Corona Virus Speaks Loudly and Clearly.
 
"Saya sudah memikirkan implikasi historis dari kata-kata itu selama masa Coronavirus ini," katanya.

Ia pun menguraikan satu persatu. 

Menurutnya, ekonomi global dan lokal berada dalam kekacauan. Sistem perawatan kesehatan diperluas melampaui titik puncaknya, gambar satelit menunjukkan bahwa polusi dari Tiongkok telah berkurang secara dramatis karena dampak virus.

"Dan kita ternyata lebih rapuh dari yang kita pikirkan," katanya.

Ia menyebut, ada peramal Andean lainnya yang menyatakan, 'kami seperti banyak kutu di Bumi. Jika kita menjadi terlalu merepotkan, dia hanya akan menyingkirkan kita.'

Virus ini seperti angin topan, kebakaran, tornado, dan ini adalah 'peristiwa sekali dalam seratus tahun' di mana seharusnya kita mengubah #DeathEconomy menjadi #LifeEconomy.

"Itulah tema yang saya fokuskan dalam buku baru saya nanti, tentang Touching The Jaguar."

Ia pun menguraikan perspektifnya, yang ia uraikan dalam tayangan videonya pada unggahan sebelumnya, antara lain:

Wabah Hitam yang melanda Asia, Afrika, dan Eropa, pada abad ke-14 menewaskan sekitar 50 juta orang, itu adalah sebanyak 60 persen dari populasi. Peristiwa itu berdampak pada gagasan tentang kontaminasi, ekonomi, lingkungan, dan pentingnya ilmu pengetahuan.

Orang-orang memungut sampah dan kotoran dari jalanan dan mengkarantina pasien yang terinfeksi, dapat mencegah penyebarannya.

Karena banyaknya kematian, maka tenaga kerja dalam jangka pendek akan memiliki daya tawar upah yang baik.

Perkins menyebut, virus yang paling terkenal di zaman modern adalah virus yang menyebabkan HIV/AIDS, virus yang sejak pertama kali diidentifikasi pada awal 1980-an telah menyebabkan sekitar 32 juta kematian. Virus HIV/AIDS memiliki dampak sosial, budaya, ekonomi, dan pendidikan yang sangat besar.

"Ini telah mengajarkan kita tentang pentingnya seks aman, jarum bersih, transfusi darah yang diberikan dengan benar, dan perawatan medis yang tepat waktu."

Ini telah menghasilkan banyak perubahan sikap yang sebelumnya dilakukan terhadap berbagai ras dan kepercayaan seksual; ini menghasilkan persepsi baru dan menetapkan hukum dan norma budaya baru.

"Jadi, apa pelajaran yang bisa dipetik dari epidemi virus corona? Ekonomi global dan lokal sedang dalam kekacauan.

Sistem perawatan kesehatan diperluas melampaui titik puncaknya. Pemerintah China saat ini sedang diserang secara terbuka.

"Kita membutuhkan sistem kesehatan masyarakat yang memberi penghargaan bagi laboratorium, universitas, perusahaan, dan sistem lain yang dengan cepat bekerja bersama untuk menemukan dan menerapkan solusi dan yang memberikan perawatan tanpa batas kepada mereka yang membutuhkannya," tulisnya.

Ia mengatakan, peramal Andean mengungkapkan hal ini; 'gunung berapi kehilangan lapisan esnya. Mother Earth berkedut, memperingatkan kita. Dia belum mengguncang kami, tetapi dia memberi tahu kami bahwa kami harus mendengarkan pesannya. Kita harus mengambil tindakan untuk mengakhiri cara merusak kita.'

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya