Berita

Omnibus Law/Net

Politik

Wajar Banyak Yang Tolak, Omnibus Law RUU Ciptaker Pro Pemodal, Mencekik Pekerja

JUMAT, 13 MARET 2020 | 10:21 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Elemen masyarakat yang dimotori serikat buruh dalam waktu dekat akan beramai-ramai mogok massal secara nasional sebagai bentuk penolakan terhadap Omnibus Law RUU Cipta Kerja (Ciptaker).

Hal itu ditenggarai isi RUU Ciptaker tidak ada upaya perlindungan terhadap para pekerja, dan prahnya hak-hak mendasar pekerja yang dirampas.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai wajar jika arus penolak Omnibus Law RUU Ciptaker begitu deras. Sebab, sejauh pengamatanya bahwa RUU sapu jagat itu lebih banyak menguntungkan penguasa, elit dan para pemodal. Sementara disi lain, mencekik rakyat (pekerja).

"Penolakan itu normal cenderung baik, karena buruknya law statemen dalam naskah omnibus law, keberpihakan pada kesewenangan negara dan elit lebih kental dibanding pada masyarakat," ujar Dedi Kurnia Syah kepada redaksi, Jumat (13/3).

Pengamat politik dari Universitas Telkom ini menyatakan bahwa massifnya penolakan dari elemen masyarakat hingga para serikat pekerja mesti harus dihadapi oleh pemerintah selaku inisiator RUU.

"Inisiator omnibus law harus memaksa diri mendengarkan penolakan, kecuali mereka memang sudah terikat kontrak dengan kartel hukum," tegasnya.

Sebab, lanjut Dedi Kurnia Syah, adanya omnibus law yang tujuan awalnya untuk menyederhanakan beberapa gabungan UU, malah terjadi tumpang tindih hukum. Sehingga, justru membuat persoalan baru.

"Ide meringkas UU agar lebih efisien dan tidak tumpang tindih sangat bagus, tetapi dengan mengacaukan keberpihakan publik itu persoalan," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya