Klinik drive-through di Korea Selatan/Yonhap
Sebagai pusat penyebaran virus corona baru (Covid-19) terbesar kedua di Asia, Korea Selatan membuat kagum dunia internasional dengan berbagai ide kreatif dengan kecakapan teknologi yang digunakan untuk membendung penyebaran virus.
Salah satu gebrakan tersebut adalah klinik pengujian virus corona drive-through. Di mana para penguji dapat mengambil sampel dari orang-orang di mobil mereka.
Ide ini dianggap luar biasa ketika banyak negara, termasuk Indonesia, membutuhkan waktu berhari-hari untuk pengujian corona.
Alhasil, banyak negara yang mulai mempertimbangkan ide tersebut, misalnya Amerika Serikat.
Ketua Kamar Dagang Amerika di Korea (AMCHAM), Jeffrey Jones menyebut, sistem klinik
drive-through Korea Selatan adalah sebuah pendekatan yang kreatif.
Hal yang kurang lebih sama juga diungkapkan oleh Koresponden BBC di Seoul, Laura Bicker, yang mengatakan ide tersebut sangat lah cerdas.
Dilansir
Yonhap, sistem
drive-through tidak mengharuskan orang keluar dari mobil untuk diuji. Hanya dengan membuka jendela, maka staf medis dengan pakaian pelindung akan mengambil sampel.
Yang lebih mencengangkan adalah, tes ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Artinya, dalam satu jam, petugas medis bisa mengumpulkan sekitar 6 sampel. Itu tiga kali lebih cepat daripada klinik konvensional.
"Saya tidak tahu siapa yang pertama memikirkan hal ini, tetapi itu benar-benar ide yang bagus. Saya pergi ke pusat
drive-through karena saya ingin menghindari kontak dengan orang lain," ujar seorang warga Daegu, Kim Ji-hye.
Menurut dokter di RS Universitas Soonchunhyang, Shin Hee-jun, sistem pengujian
drive-through terinspirasi oleh latihan anti-teror. Shin sendiri adalah salah seorang doker yang ikut menggagas klinik
drive-through.
"Inti dari sistem
drive-through adalah untuk menghemat waktu pengujian dan meminimalkan risiko orang terinfeksi di area pengujian," katanya.
"Jika tidak ada infeksi massal di Daegu, saya ragu bahwa klinik
drive-through akan mendapat banyak perhatian ini. Tetapi kita sekarang berada dalam situasi kritis dan itu telah menjadi alat yang penting," lanjut Shin.
Sejauh ini, ada sekitar 50 stasiun pengujian
drive-through di Korea Selatan. Namun, jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan permintaan di setiap daerah.
Selain mengembangkan klinik
drive-through, Korea Selatan juga mulai mengaplikasikan GPS zona berbahaya.
Aplikasi yang diluncurkan beberapa waktu lalu ini bisa mengirimkan peringatan bagi orang jika mereka meninggalkan zona karantina.