Berita

Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini/Net

Politik

PKS: Banyak Kebijakan Pemerintah Yang Harus Dipelototi, Termasuk Omnibus Law

SENIN, 09 MARET 2020 | 14:59 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Pemerintah pusat, baik presiden dan wakil presiden maupun kabinetnya harus tetap diawasi dalam menjalankan kebijakan yang berpihak kepada kepentingan rakyat. Terlebih saat ini kelompok oposisi tergolong sedikit.

Oleh karenanya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai oposisi pemerintah memastikan akan mengawal, mengontrol, dan mengkritisi kebijakan pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo.

Sebab menurut PKS, saat ini banyak kebijakan pemerintah yang perlu dipelototi, seperti halnya kenaikan iuran BPJS Kesehatan hingga penyelesaian kasus skandal Jiwasraya.

"Banyak kebijakan pemerintah yang perlu kita kawal bersama agar tidak menyengsarakan rakyat. Termasuk inisiatif pemerintah mengusulkan Omnibus law. Kalau tidak ada yang bersuara lantang, rakyat bisa dirugikan, bangsa dan negara bisa dirugikan," kata Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (9/3).

Untuk itu Anggota DPR Dapil Banten II ini meminta dukungan rakyat luas agar PKS makin kuat, besar, dan makin kokoh dalam melaksanakan fungsi checks and balances.

"Realitasnya PKS satu-satunya partai yang tegas dan memilih di luar pemerintahan. Bukan berarti kita memusuhi pemerintah, tapi kita sadar demokrasi butuh penyeimbang," sambungnya.

Hal itu juga ia sampaikan saat menghadiri sejumlah pertemuan dengan warga yang dikemas sebagai sosialisasi kinerja Partai dan Fraksi PKS di Serang dan Cilegon, Banten, Minggu (8/3). Sosialisasi ini sekaligus memperkuat barisan rakyat bersama PKS dalam mengawasi kinerja presiden dan pemerintahannya.

"Kami hadir di sini mengajak masyarakat untuk bergabung bersama PKS mengawasi pemerintah agar tetap istiqomah memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan rakyat," tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya