Berita

PM Muhyiddin/Net

Publika

PM Muhyiddin, Pintu Bangkitnya UMNO

RABU, 04 MARET 2020 | 22:35 WIB | OLEH: SUDARNOTO A HAKIM

MUHYIDDIN Yassin telah menjalani perjalanan politik yang panjang di Malaysia. Sepanjang sejarah UMNO sejak dipimpin oleh Mahathir awal tahun 1980-an hingga Najib Razak, Muhyiddin benar-benar menikmati berkah politik. Sebetulnya, ia aktif di politik sejak tahun 1970, saat Muhyiddin menjadi Asisten Sekretaris Pemerintah Johor.

Pada tahun 1974, ia menjadi Asisten Pegawai Daerah Muar. Ia pertama kali memenangkan pemilihan dan menjadi anggota parlemen untuk Pagoh, Johor pada tahun 1978. Sejak itulah, karier politik Muhyiddin menanjak.

Tahun 1981, Mahyuddin diangkat menjadi Sekretaris Parlemen, Kementerian Luar Negeri. Setelah itu, ditetapkan sebagai Wakil Menteri Wilayah Persekutuan yang diikuti dengan Wakil Menteri Perdagangan dan Industri. Muhyiddin juga dikenal sebagai Menteri Besar Johor yang ke-13 untuk periode 1986-1995.

Pada periode setelah itu, Muhyiddin diberi kepercayaan menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga. Kemudian tahun 1999, diangkat sebagai Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Perlindungan Konsumen. Periode 2004-2008 menjadi Menteri Pertanian, dan kemudian tahun 2009, ditetapkan sebagai Wakil Perdana Menteri, mendampingi Najib Razak.

Akan tetapi, pada tahun 2015, dia dipecat sebagai Wakil PM dan mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) bersama dengan Mahathir Mohamad. Di era PM Mahathir, Muhyiddin ditetapkan sebagai Menteri Dalam Negeri sekaligus Presiden Pakatan Harapan. Berkah gonjang-ganjing politik, Muhyiddin ditetapkan oleh Yang Dipertuan Agung sebagai PM, menyingkirkan seniornya, Mahathir.

Kuda Hitam

Sebetulnya nama Muhyiddin tak pernah disebut-sebut sebagai calon PM Malaysia. Persaingan terpusat kepada dua tokoh utama, yaitu Mahathir dan Anwar. Istri Anwar,  wakil PM, sempat muncul di permukaan. Akan tetapi kemudian hilang dari peredaran.

Mahathir dikesankan kuat, tidak sungguh-sungguh akan menyerahkan kursinya kepada Anwar sebagaimana yang pernah dijanjikan dan masih ingin tetap bertahan sebagai PM. Sementara, Anwar menangkap niat pengkhianatan Mahathir ini terhadap dirinya.

Muhyiddin, sebagai Presiden Bersatu, mengajukan skema keluar dari Pekatan Harapan dan membentuk koalisi baru bersama dua oposisi penting UMNO dan PAS. Skema ini ditolak karena langkah ini sama saja dengan kudeta. Faksi Partai Keadilan Adzmin,  juga mengikuti langkah bergabung dengan UMNO dan PAS.

Mundurnya Mahathir, dan bubarnya kabinet menjadi pintu berkah politik bagi Muhyiddin. Yang Dipertuan Agung tidak memilih dua tokoh yang bersengketa sebagai PM. Mahyuddinlah yang menjadi kuda hitam penerima mahkota PM.

Mahathirpun bereaksi atas pengkhianatan Mahyiddin, setelah dia mengkhianati Anwar. Dia akan ajukan mosi tak percaya di sidang parlemen dalam waktu dekat. Jika mosi ini benar-benar akan dilaksananakan, maka sejak saat ini hingga menjelang sidang parlemen, langkah Mahathir memecah suara pendukung Muhyiddin menjadi penting. Sasaran utamanya, yang paling mudah dan memungkinkan, ialah "mengajak pulang" sejumlah anggota Partai Bersatu dan Partai Keadilan yang telah membelot dan keluar dari Pekatan.

Kabinet UMNO

Berkat dukungan kuat dari UMNO dan PAS, dan sesuai dengan ketentuan dalam sistim Demokrasi Parlementer, maka pendukung terbesar di parlemen akan mendapatkan jatah besar di kabinet. Sepanjang susunan kabinet yang telah beredar, dari 50 lebih, UMNO memperloleh 16 kursi di kabinet. Jumlah terbesar dibandingkan dengan partai-partai anggota koalisi lainnya.

Sementara, Partai Bersatu memperoleh 6 dan PAS juga mendapatkan jatah 6. Selebihnya dibagi ke semua partai pendukung lainnya. PM-nya memang Presiden Bersatu. Tapi, dia sudah panjang menikmati kekuasaan UMNO dari tahun 1970-an hingga 2018. Muhyiddin diterima dan dibesarkan oleh UMNO dan semua PM Malaysia (Mahathir, Abdullah Badawi, dan Najib Razak) memberikan tempat yang baik kepada Muhyiddin.

Jadi, Muhyiddin tetaplah beralam pikiran dan berjiwa UMNO. Nasionalisme Malayu (Melayuisme)-nya menggambarkan kuat ideologi UMNO.

Hampir semua tokoh UMNO yang masuk kabinet Muhyiddin adalah mereka yang sudah menikmati kekuasaan UMNO sejak era Mahathir hingga Najib. Kecuali beberapa saja di antaranya ialah Khairy Jamaluddin. Dia adalah menantu Abdullah Badawi yang di era Najib diberi kepercayaan sebagai Menpora. Selebihnya, telah berjaya sejak Mahathir.

Sebagai contoh adalah Syahidan yang saat ini diberi kepercayaan sebagai Menteri Pertanian. Usia Syahidan saat ini 68 tahun. Dia pernah menjadi Menteri Besar Perlis yang ke-VI dari tahun 1995 hingga tahun 2008. Kemudian menteri dalam departemen PM tahun 2013. Hishamuddin yang ditunjuk sebagai Wakil PM, pernah menjadi Menteri Pendidikan era Badawi menteri urusan dalam negeri tahun 2009-2013 dan Menteri Transmigrasi dan Menteri Pertahanan tahun 2013.

Semua pejabat tinggi UMNO di Kabinet Muhyiddin ini adalah "loyalis Najib" karena mereka tidak ikut Mahathir dan Muhyiddin membelot dan meruntuhkan Najib dan UMNO saat Pemilu 2018. Tidak berlebihan untuk dikatakan bahwa ada dua kelompok UMNO di kabinet Muhyiddin yaitu "loyalis Najib" dan "anti-Najib".Dan yang mendominasi kabinet ialah "UMNO loyalis Najib".

Ini akan banyak makna dan pengaruhnya terhadap masa depan politik Malaysia.
Wallahu a'lam.

Penulis merupakan Associate Professor FAH UIN Jakarta; Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjaasama Internasional

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya