Berita

Presiden PKS, Sohibul Iman dan Nurmansjah Lubis/Istimewa

Politik

Empat Warning PKS Untuk Pemerintah Soal Omnibus Law

MINGGU, 01 MARET 2020 | 14:27 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) baru-baru ini menggelar pertemuan dengan petinggi Partai Golkar. Salah satu yang dibahas adalah mengenai Omnibus Law.

Menurut Presiden PKS, Sohibul Iman, hingga kini pihaknya belum menentukan sikapnya mengenai RUU yang menuai kontroversi di masyarakat itu.

“Saya sudah memberikan catatan, jadi intinya PKS ini sekarang ini partai manapun tidak lazim memberikan pendapat menolak atau menerima karena belum dibahas, jadi kalau masalah sikap PKS itu nanti akan disampaikan di pembahasan,” ujar Sohibul kepada Kantor Berita Politik RMOL, di car free day, Jakarta Pusat, Minggu (1/3).

Meski belum mengambil sikap setuju atau tidak setuju, PKS memberikan catatan khusus kepada pemerintah, di mana Ketum Airangga Hartarto juga diketahui menjabat sebagai Menko Perekonomian.

"Kemarin saya memberi empat koridor kepada Pak Airlangga yang harus sama-sama disepakati, pertama koridor konstitusi. Jjangan ada bagian dari ayat-ayat konstitusi yang dilanggar,” katanya.

Selain itu, dia juga meminta pemerintah agar RUU Omnibus Law tersebut berada dalam koridor keadilan. Dalam hal ini, pemerintah tak melulu mengejar investasi namun mengabaikan keadilan masyarakat.

Yang ketiga, pemerintah harus memperhatikan koridor demokrasi dalam Omnibus Law RUU Cipta Kerja agar seluruh masyarakat dapat memberikan masukan kepada pemerintah mengenai hal tersebut.

“Ketiga ada koridor demokrasi, tolong dihargai dijaga kewenangan triaspolitika, jangan kemudian menjadi eksekutif heavy ya,” paparnya.

Yang terakhir, pemerintah juga diminta agar memperhatika koridor ekonomi baik di daerah maupun di pusat. Sehingga tidak ada batasan bagi daerah untuk mengembangkan wilayahnya.

“Jangan sampai kewenangan yang sudah diberikan ke daerah ditarik, kemudian terkonstentrasi menjadi kewenangan pusat. Itu saja ya, nanti kita bahas,” tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya