Berita

India Menyambut Trump/Net

Dunia

Sambut Trump India berbenah Habis-habisan, Rakyat Kesal Modi Terlalu Berlebihan

SENIN, 24 FEBRUARI 2020 | 11:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejak jauh-jauh hari India terlihat berbenah untuk hari ini. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Trump akan mengunjungi India untuk pertama kalinya pada Senin (24/2).

Namun, rakyat India terutama di Ahmedabad, merasa persiapan yang dilakukan pemerintah dalam menyambut Trump malah merugikan warga, termasuk monyet-monyet di sana.


Pemerintah India di bawah titah Modi telah membangun tembok panjang dalam waktu singkat di sepanjang rute Ahmedabad di India Barat menuju Stadion Sardar Patel yang baru selesai, yang akan diresmikan Trump pada hari ini.

Berdasarkan kesaksian penduduk setempat, tembok ini dibangun untuk menutupi permukiman kumuh. Namun, hal tersebut dibantah pemerintah India.

Seorang penduduk daerah kumuh, Sardar Sarania merasa kecewa. Ia sangat muak dengan keputusan Perdana Menteri India Narendra Modi yang terkesan memanipulasi kenyataan.

"Modi seharusnya membuat semuanya baik dan perkembangan di mana-mana. Tapi ia menyembunyikan kami di belakang sini," tutur Sarania seperti dilansir AFP, Minggu (23/2).

Tembok itu juga menutup selokan saluran air, dan menghalangi pandangan mereka.

Tak hanya membangun tembok, pemerintah India melalui Departemen Pengendalian Gangguan Sapi dan Anjing (CDNCD) juga membuat tim khusus untuk memindahkan anjing dan sapi liar dalam radius tiga kilometer dari rute yang akan dilewati Donald dan Melania Trump.

Pemerintah memiliki alasan mengapa hal itu dilakukan, agar tidak terulang peristiwa iring-iringan Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang menabrak salah satu anjir liar di India pada 2015 silam.

Lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal dan Departemen Kehutanan diminta mencegah burung serta kawanan monyet keluar dari jalur Angkatan Udara One di landasan pacu Bandara Ahmedabad. Mereka mengaku dalam 10 hari mendapati monyet-monyet yang terlihat kelaparan an mencari makanan sejak tembok itu dibangun.

"Dalam 10 hari terakhir, kami telah menangkap 45 monyet. Mereka datang untuk mencari makanan," kata Raag Patel dari Yayasan Konservasi Alam.

Raag Patel menuturkan puluhan monyet yang ditangkap dimasukkan kandang beserta makanannya, kemudian dikirim ke lokasi yang jauh lantas dilepaskan.

Pemeritah juga dianggap tidak adil Taj Mahal yang selama ini terlihat memudar dan beberapa bagian dindingnya mengelupas, mendadak kini mendapatkan perawatan penuh untuk pertama kalinya, hanya untuk seorang Trump.

"Kami menyelesaikan perawatan pada Kamis. Itu sudah direncanakan. Tapi perawatannya untuk persiapan kedatangan Trump," kata Survei Arkeologi India vasant Swarnkar, dilansir dari AFP.

Insinyur Dewan Pengendalian Polusi Uttar Pradesh, menyebut, air dalam jumlah besar disalurkan ke Sungai Yamuna yang mengalir di dekat Taj Mahal untuk mengurangi bau limbah cair dan limbah industri.

Selama berada di India, Trump dijadwalkan menyaksikan keindahan matahari terbenam di Taj Mahal, Agra. Taj Mahal pada abad ke-17 dibangun lebih dari 20 ribu buruh, pematung, kaligrafi bersama seribu gajah dan indah terbangun dalam 16 tahun.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya