Berita

Anwar Ibrahim (kiri) dan Mahathir Mohamad./Net

Dunia

Ketegangan Politik Malaysia Dipicu Persaingan Lama Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim

MINGGU, 23 FEBRUARI 2020 | 21:04 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Ketegangan politik yang sedang terjadi di Malaysia dipicu oleh persaingan lama antara Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim.

Mahathir yang mendapat kesempatan menjadi Perdana Menteri setelah koalisi Pakatan Harapan menang dalam pemilihan umum tahun 2018 pernah berjanji akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim, penguasa Partai Keadilan Rakyat (PKR).

Pakatan Harapan dibentuk empat partai politik, PKR, Partai Pribumi Malaysia Bersatu (PPBM) yang dipimpin Mahathir Mohamad, Partai Aksi Demokrasi (DAP), dan Partai Amanah Nasional. Partai itu memenangkan pemilu dan menumbangkan dominasi UMNO atau Barisan Nasional yang sudah berlangsung beberapa dekade.


Dalam pemerintahan Pakatan Harapan, istri Anwar Ibrahim menjadi Wakil Perdana Menteri.

Anwar Ibrahim yang kini menjadi Presiden PKR tampaknya sudah tak sabar menunggu janji Mahathir Mohamad menyerahkan kekuasaan kepadanya.

Salah seorang pentolan kelompok pro Anwar, Abdul Razak Ismail, telah mengancam akan menggelar aksi turun ke jalan untuk menuntut Mahathir Mohamad mundur.

Hari ini (Minggu, 23/2) Mahathir Mohamad disebutkan sempat berencana bertemu dengan Yang Dipertuan Agong di Istana Negara. Namun menurut pemberitaan media Malaysia, pertemuan itu tidak terjadi.  

Sementara malam ini, anggota Parlemen dari sejumlah partai dilaporkan berkumpul di Sheraton Hotel.

Mereka berasal dari UMNO, Partai Islam Se-Malaysia (PAS), PPBM, dan juga PKR.

Sebelum jamuan makan malam, Deputi Presiden PKR Azmin Ali menggelar pertemuan dengan pendukungnya. Setelah itu ia mengatakan, akan mengundang anggota Parlemen dari berbagai spektrum dalam jamuan makan malam.

Spekulasi yang berkembang saat ini mengatakan, bahwa sebagian anggota PKR akan mendukung koalisi baru yang diberi nama Pakatan Nasional itu bersama PPBM, UMNO, dan PAS.

Mahathir Mohamad akan tetap dipercaya sebagai Perdana Menteri.

Malaysia Chinese Association (MCA) dan Malaysian Indian Congress (MIC) yang bergabung dengan UMNO pun kemungkinan besar akan mendukung koalisi ini.

Parlemen Malaysia memiliki 222 kursi. Dibutuhkan setidaknya 112 kursi koalisi untuk membentuk pemerintahan baru. 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya