Berita

Foto: Repro

Hukum

Pendiri RepDem: Ingat Pesan Alm. Taufiq Kiemas, Harun Masiku Dan Ali Fahmi Habsy Sebaiknya Menyerahkan Diri

MINGGU, 23 FEBRUARI 2020 | 12:31 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Kekuasaan harus memiliki marwah dan martabat. Itu salah satu pesan yang pernah disampaikan alm. Taufiq Kiemas di masa hidupnya kepada anak-anak muda dan kader partai itu.

Pesan itu disampaikan kembali oleh politisi senior PDI Perjuangan, Bambang Beathor Suryadi, dalam perbincangan dengan redaksi beberapa saat lalu (Minggu, 23/2).

Beathor adalah pendiri dan ketua umum pertama Relawan Perjuangan Demokrasi (RepDem) yang merupakan salah satu sayap perjuangan PDIP.

Menurut Beathor, alm. Taufiq Kiemas yang sangat dikaguminya berkali-kali menyampaikan pesan itu.

“Walaupun Bang Taufiq sudah tidak bersama kita lagi, pesan ini harus kita ingat dan pegang sampai mati,” ujar Beathor.

Maka, menurutnya, adalah sebuah ironi di saat PDIP sedang berkuasa, ada kader dan anggota PDIP yang membandel trhadap proses penegakan hukum dan memilih menjadi buronan.

Dia menyebut dua nama, Harun Masiku dan Ali Fahmy Habsy.

Harun Masiku terlibat dalam kasus suap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan, dalam urusan Pergantian Antar Waktu (PAW) kursi anggota DPR RI dapil Sumatera Selatan I.

Sementara Ali Fahmy Habsy terlibat dalam  kasus suap dalam pembahasan dan pengesahan anggaran Badan Keamanan Laut (Bakamla) tahun 2016. Namanya berkali-kali muncul dalam persidangan. Ada kesan, Ali Fahmy Habsy menjadi otak dari kasus ini.

“PDI Perjuangan adalah partai yang berkuasa yang memenangkan pemilu dan juga memenangkan pilpres. Jokowi adalah kader PDIP yang ditugaskan menjadi presiden,” ujar Beathor.

Langkah Kejaksaan Agung, sebagai instrumen pemerintah yang dipimpin PDIP dalam menegakkan hukum harus didukung dan diapresiasi partai dan kader parta.

“Ini semua demi  pemerintahan yang memiliki marwah dan berwibawa. Bagi kami kader PDIP, ada baiknya saudara Ali Fahmi Habsy dalam kasus Bakamla dan saudara Harun Masiku dalam kasus PAW menyerahkan diri ke KPK,” masih kata Beathor.

“Betapa malunya jika mereka ditangkap oleh aparat hukum dari pemerintahan bentukan partai berkuasa,” demikian Beathor.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya