Berita

Penanganan pasien corona/Net

Dunia

Di Shanghai, Dokter Obati Corona Dengan Darah Pasien Yang Pulih

SELASA, 18 FEBRUARI 2020 | 08:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Segala macam metode digunakan oleh para dokter dan ahli kesehatan untuk mengobati pasien yang positif terjangkit virus corona baru, Covid-19.

Misalnya saja para dokter di Shanghai. Menurut profesor sekaligus Wakil Direktur Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Shanghai, Lu Hongchou, para dokter saat ini menggunakan infus plasma darah dari orang-orang yang telah pulih untuk mengobati pasien yang masih sakit. Hasilnya pun cukup memuaskan.

Buktinya, dari 332 kasus positif Covid-19 di Shanghai, banyak yang sudah mulai berangsur pulih. Di mana 184 orang masih dirawat di rumah sakit, 166 kasus ringan, dan 18 lainnya berada dalam kondisi serius.

Lu juga mengatakan pihak rumah sakit saat ini telah mendirikan klinik khusus untuk memberikan terapi plasma dan sedang mencari orang yang telah pulih untuk bersedia menyumbangkan darahnya. Nantinya, darah tersebut akan disaring terlebih dahulu untuk memeriksa apakah ada penyakit lain seperti hepatitis B atau C.

"Kami yakin metode ini bisa sangat efektif pada pasien kami," ujar Lu seperti dimuat Channel News Asia, Selasa (18/2).

Dikonfirmasi kepada kepala program darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Mike Ryan, penggunaan plasma konvalesen (pemulihan) merupakan pendekatan yang sangat valid. Kendati begitu, metode tersebut harus dilakukan pada waktu yang tepat, sehingga dapat memaksimalkan peningkatan imunitas pasien.

Ryan menjelaskan, plasma konvalesen sebelumnya juga telah terbukti efektif untuk penyakit menular seperti rabies dan difteri.

"Karena apa yang globulin hyperimmune lakukan adalah mengkonsentrasikan antibodi pada pasien yang pulih. Anda pada dasarnya memberi sistem kekebalan baru untuk mendorong agar antibodi mendapatkannya melalui fase yang sangat sulit," jelas Ryan.

"Itu harus diberikan pada waktu yang tepat, karena itu menghapus virus dalam sistem, dan itu hanya memberi dorongan pada sistem kekebalan pasien pada saat dibutuhkan. Jadi harus diatur dengan hati-hati dan tidak selalu sukses," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya