Berita

Akbar Faizal/Net

Politik

Politik Dinasti Pilkada, Jawa Timur Dan Banten Paling Unggul

SENIN, 17 FEBRUARI 2020 | 15:24 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pemilihan kepala daerah juga tidak luput dari jerat oligarki. Nagara Institute (NI) memotret secara fokus pada pilkada serentak yang sudah dilaksanakan tiga kali: 2015, 2017, dan 2018.

"Kami menemukan bahwa selama tiga kali pilkada serentak di 541 wilayah (33 provinsi, 419 kabupaten. dan 89 kota), ada 80 wilayah (14.78 persen) yang terpapar dinasti politik," kata Direktur Eksekutif NI, Akbar Faizal saat peluncuran NI sekaligus rilis daerah terpapar dinasti politik sebagai dampak oligarki parpol, di Ruang Indonesia Raya, Hutan Kota Plataran, Kawasan GBK, Jakarta (17/2).

Dijelaskan Akbar Faizal, Jawa Timur menjadi provinsi dengan wilayah terbanyak terpapar politik dinasti yakni sebanyak 14 wilayah. Disusul Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan dengan masing-masing 6 wilayah.

Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan Banten berada di urutan ketiga dengan 5 wilayah terikat oligarki. Selanjutnya Kalimantan Timur, Sumatera Utara dan Lampung dengan 4 wilayah.

Namun apabila wilayah terpapar dinasti politik dibandingkan dengan jumlah wilayah pilkada per provinsi, maka Banten menempati posisi teratas dalam daftar Iima besar dengan 55,56 persen.

Di posisi kedua adalah Kalimantan Timur dengan 36,36 persen wilayah terpapar dinasti politik. Jawa Timur berada di urutan ketiga dengan 35.90 persen. Bali dengan 30.00 persen, Sumatera Selatan dengan 27.78 persen.

NI sebelumnya merilis data partai politik dan per wilayah hasil pemilihan anggota DPR 2019-2024 yang terpapar dinasti politik.

Akbar Faizal mengatakan, temuan ini tentu menjadi indikasi kuat adanya masalah dalam sistem rekrutmen. Ketika partai politik mengidap penyakit, maka akan berdampak secara langsung pada kesehatan demokrasi.

"Oligarki dalam partai politik sebagaiman tercermin dalam menguatnya dinasti politik telah merusak demokrasi kita. Jika hal tersebut tidak mendapat perhatian serius dari publik, maka kita akan memasuki sebuah fase yang paling berbahaya dalam demokrasi kita," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya