Berita

Kuasa hukum MAKI, Rizky Dwi Cahyo Putra/RMOL

Hukum

Praperadilan Sudah Ditolak, MAKI Akan Tetap Dorong KPK Tersangkakan Hasto Dan Advokat PDIP

SENIN, 17 FEBRUARI 2020 | 14:56 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) menghormati keputusan Hakim Tunggal Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menolak paraperadilan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Dewan Pengawas KPK.

Diketahui, dalam tuntutan praperadilannya, MAKI meminta agar advokat PDIP Donny Tri Istiqomah dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap pergantian anggota DPR RI terpilih 2019-2024.

Menurut kuasa hukum MAKI, Rizky Dwi Cahyo Putra, pihaknya telah menerima jawaban KPK atas sidang yang telah berlangsung beberapa hari lalu, di mana lembaga antirasuah masih melakukan penyidikan terhadap kasus yang juga menyeret mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, politisi PDIP Harun Masiku dan beberapa lainnya.

"MAKI merasa sudah mendapat jawaban tersebut terkait kasus Harun Masiku ini. Jadi apa pun kasus itu belum dihentikan, kan masih berjalan dan masih terbuka lagi peluang untuk calon tersangka lainnya," kata Rizky Dwi Cahyo Putra usai sidang putusan di PN Jakarta Selatan, Senin (17/2).

Rizky pun menghormati putusan hakim yang juga menerima eksepsi yang diajukan KPK dan Dewas KPK. Disebutkan, praperadilan ini belum waktunya dilakukan lantaran proses penyidikan masih berlangsung.

Oleh karena itu, MAKI membuka peluang untuk kembali mengajukan praperadilan jika dalam rentang waktu tiga bulan kedepan, KPK belum menetapkan tersangka lainnya dari kasus tersebut.

"Tiga bulan ke depan kami akan ajukan lagi sampai diterbitkan tersangka baru," tegasnya.

Bahkan, MAKI pun akan terus berusaha agar Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristianto dan advokat DPP PDIP Donny Tri Istiqomah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

"Iya intinya (Hasto dan Donny jadi tersangka). Intinya kami ingin penegakkan hukum di Indonesia tidak tumpul ke atas, tapi tajam ke bawah. Kami ingin semua itu rata, istilahnya kedudukannya sama di hadapan hukum baik elite maupun kalangan lain," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya