Berita

Pejabat Taiwan saat meminta kursi di WHO untuk penanganan virus corona (COVID-19)/Net

Politik

Profesor Dari Taiwan: WHO Lebih Banyak Berpolitik Daripada Urusi Kesehatan

JUMAT, 14 FEBRUARI 2020 | 15:25 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk tidak mengikutsertakan Taiwan memicu keprihatihan dunia kesehatan terhadap geopolitik di tengah krisis yang dipicu oleh virus corona baru, COVID-19.

Meski Taiwan berulang kali telah meminta diikutsertakan dalam WHO sebagai observer semata, namun China memiliki tekanan diplomatik yang kuat. Hal yang justru dianggap oleh dunia kesehatan merugikan.

Tidak diizinkannya Taiwan membuat risiko penularan penyakit semakin besar, meski Taiwan sendiri sudah memiliki alternatif cara untuk mendapatkan informasi.

Kendati begitu, isolasi politik yang diberlakukan oleh China terhadap Taiwan setidaknya telah menunjukkan bagaimana tidak perhatiannya negara tersebut pada kesehatan masyarakat.

"Saya pikir masalah WHO adalah lebih banyak politik daripada kebutuhan nyata," ujar seorang profesor politik internasional di Universitas Nasional Chengchi, Alex Chiang seperti dimuat AP, Jumat (14/2).

"Meskipun kita (Taiwan) tidak di WHO, kita masih bisa mendapatkan info ini (COVID-19) dari banyak tempat lain," lanjutnya.

Menurut Jurubicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, Joanna Ou, keterlambatan dalam mendapatkan informasi terbaru tidak hanya berbahaya bagi Taiwan semata, tetapi juga komunitas internasional.

Pemerintah komunis China sendiri elah menggunakan kekuatan diplomatiknya agar Taiwan tidak bergabung dengan organisasi manapun. Pada 1971, ketika China bergabung dengan PBB, Taiwan didepak keluar.

Isolasi politik terhadap Taiwan semakin kuat ketika Presiden Tsai Ing-wen dari Demokrat mulai berkuasa di sana. Padahal hingga saat ini, Taiwan sudah memiliki 18 kasus positif COVID-19.

WHO berdalih, pihaknya telah memungkinkan Taiwan untuk mengakses informasi dan mengambil data mengenai COVID-19. Taiwan juga katanya telah diundang dalam sebuah forum untuk membahas wabah yang pertama kali ditemukan di Wuhan pada pekan ini.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Naik 23,1 Persen, Realisasi Belanja Pemerintah Capai Rp427,6 T pada Maret 2024

Jumat, 26 April 2024 | 15:56

Ketua DPRD DKI Komplain Anggaran Kelurahan 5 Persen Kegedean

Jumat, 26 April 2024 | 15:54

Samsung Luncurkan Pengisi Daya Port Ganda 50W, Dibanderol Rp1,2 Jutaan

Jumat, 26 April 2024 | 15:29

World Water Forum ke-10, Momentum bagi Indonesia Perbaiki Insfastruktur Air

Jumat, 26 April 2024 | 15:26

Legislator Senayan Pasang Badan untuk Pelanggan Korban Telkom

Jumat, 26 April 2024 | 15:25

TPDI: Aset Korupsi Jangan Jadi Bancakan

Jumat, 26 April 2024 | 15:18

APBN RI Surplus Rp8,1 Triliun pada Maret 2024

Jumat, 26 April 2024 | 15:14

Pesan Mahfud MD ke Prabowo: Benahi Hukum

Jumat, 26 April 2024 | 15:07

Laku Keras, Mobil Xiaomi SU7 Amankan 75.723 Pesanan

Jumat, 26 April 2024 | 15:05

Penuhi Kebutuhan Darah, Ratusan Polwan Ikut Jadi Pendonor

Jumat, 26 April 2024 | 15:01

Selengkapnya