Berita

Saeful Bahri/RMOL

Hukum

Kembali Diperiksa KPK, Saeful Bahri: Enggak Ada Perintah Dari Partai

SELASA, 11 FEBRUARI 2020 | 19:31 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Tersangka Saeful Bahri kembali diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan suap kepada Komisioner KPU, Wahyu Setiawan.

Saeful Bahri yang mengenakan rompi oranye tersebut mengaku diperiksa terkait kronologi setiap peristiwa hingga detail percakapan antartersangka.

"Tadi ada sandingan antara kronologis tiap peristiwa dengan percakapan Whatsapp," ucap Saeful Bahri kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (11/2).

Saeful pun kembali membantah ada perintah dari petinggi di DPP PDIP terkait suap yang ia berikan kepada Wahyu Setiawan.

"Enggak itu, enggak, enggak ada yang perintah," tegasnya.

Ditegaskan, DPP PDIP hanya terlibat dalam urusan administrasi hukum terkait pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI 2019-2024. "Kalau partai hanya urusan administrasi hukum," katanya.

Namun saat kembali ditanya soal sumber dana suap, Saeful kembali berdalih bahwa uang suap berasal dari tersangka Harun Masiku yang hingga kini masih buron.

"Semua uang dari Harun. Semua dari Harun, keuangan ya dari Harun semua," singkatnya.

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan empat orang tersangka yakni Komisioner KPU Wahyu Setiawan, politisi PDIP Harun Masiku, mantan anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina, dan Saeful Bahri.

Keempatnya ditetapkan tersangka usai KPK melakukan OTT kepada Wahyu pada Rabu (8/1). Wahyu dan Agustiani disebut sebagai pihak penerima suap, sedangkan Harun dan Saeful disebut sebagai pihak pemberi suap.

Pemberian suap tersebut berkaitan dengan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI 2019-2024. Dimana, DPP PDIP berusaha agar Harun Masiku menduduki jabatan di DPR RI Dapil I Sumatera Selatan menggantikan posisi Riezky Aprilia yang tepat ditetapkan oleh KPU menggantikan posisi Nazaruddin Kiemas yang meninggal dunia.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya