Berita

Abdul Kharis Almasyhari/Net

Politik

Pemerintah Harus Desak DK PBB Gelar Sidang Darurat Tolak Rencana Trump

RABU, 29 JANUARI 2020 | 16:27 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerima berbagai kritikan tajam atas proposal perdamaiannya di Timur Tengah. Proposal itu belakangan ramai disebut dengan Trump's Plan.

Dalam proposal tersebut, Trump membuat peta perbatasan sepihak antara Israel dan Palestina yang dianggap berat sebelah. Ketika mengumumkan proposal tersebut, Trump juga didampingi oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Merespons Trump's Plan, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari meminta Kementerian Luar Negeri segera mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk membuat sidang darurat proposal tersebut. Kharis merasa proposal tersebut tidak sesuai dengan Pasal 24 Piagam PBB.


"Apa yang terjadi di kawasan Timur Tengah, khususnya Palestina di mana Amerika dan Israel membuat peta sepihak jalan damai yang berbau konspirasi dua orang yang bermasalah di negerinya masing-masing. Itu perlu segera dibahas dalam agenda DK PBB karena dapat mengancam perdamaian internasional," tegas legislator dari Fraksi PKS kepada wartawan, Rabu (29/1).

Pernyataan Kharis sendiri merujuk pada status Trump yang saat ini tengah dimakzulkan DPR AS dan Netanyahu yang terjerat kasus korupsi serta penyalahgunaan wewenang.

"Peta buatan AS dan Israel ini jelas menjadi ketegangan baru bagi keamanan kawasan, Presiden Palestina jelas menolak usulan sepihak itu dan wajar bila Indonesia meminta anggota DK PBB untuk membahas apa yang terjadi saat ini," lanjut Kharis.

Kemlu sendiri didesak Kharis mengingat keanggotan tidak tetap Indonesia yang masih berlangsung di DK PBB. Sesuai aturan urutan alfabet, Indonesia akan memegang jabatan Presiden DK PBB pada Agustus atau September mendatang.

“Indonesia harus mengoptimalkan posisinya saat ini di DK PBB, banyak resolusi PBB yang dilanggar dalam peta usulan Amerika seperti status Yerusalem yang dijadikan ibukota sepihak oleh Israel," terang Kharis.

"Pemukiman illegal di Tepi Barat yang mencaplok tanah Palestina dan banyak kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel sangat jelas sekali ini menjadi peta yang merusak perdamaian di Palestina dan Indonesia harus menolak itu," tambahnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya