Berita

Penyidik melakukan penyelidikan di lokasi kecelakaan helikopter/CNA

Dunia

Ini Detik-detik Terakhir Kecelakaan Pesawat Yang Tewaskan Kobe Bryant Versi Penyidik

RABU, 29 JANUARI 2020 | 14:27 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Penyelidik mengungkapkan detik-detik terakhir sebelum kecelakaan helikopter yang merenggut nyawa bintang basket dunia, Kobe Bryant, terjadi.

Penyelidik dari National Safety Safety Board (NTSB) pada Selasa (28/1) mengungkapkan, pilot helikopter tersebut sempat berhasil membawa helikopter keluar dari lapisan awan. Namun pesawat kemudian membelok tajam dan meluncur ke tanah.

Mesin kembar Sikorsky S-76B kemudian menabrak bukit selang 60 detik kemudian dan terbakar. Akibatnya, semua orang di dalam helikopter itu, yang berjumlah sembilan orang, termasuk Bryant dan putrinya yang berusia 13 tahun, meninggal dunia.


Mereka juga memperkirakan bahwa helikopter penumpang mewah Bryant mendarat dengan kecepatan lebih dari 610 meter per menit.

Kematian Bryant yang merupakan bintang 18-kali NBA dan salah satu atlet paling dikagumi di seluruh dunia itu menyebabkan duka mendalam bagi dunia olahraga dan hiburan.

"Ini adalah penurunan yang cukup curam dengan kecepatan tinggi," kata anggota dewan NTSB Jennifer Homendy pada briefing di Calabasas, sebuah kota yang berdekatan dengan lokasi kecelakaan.

"Waktu dari (helikopter) turun hingga jatuh (menghantam tanah) mungkin sekitar satu menit," sambungnya, seperti dimuat Channel News Asia.

Sementara itu, Data Radar menunjukkan bahwa helikopter itu sempat naik hingga 2.300 kaki demi keluar dari lapisan awan.

"Dia (pilot helikopter) mencoba untuk keluar dari lapisan awan pada saat itu dan kemudian mulai berbelok ke kiri sebelum kontrol lalu lintas udara kehilangan kontak dengannya," kata Homendy.

Meski begitu, para penyelidik belum memberikan penjelasan tentang apa yang menyebabkan pesawat tersebut jatuh.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya