Berita

Penanganan pasien terpapar virus corona/Net

Dunia

Peneliti AS: Corona Menyebar Sejak Oktober, Pemicu Bukan Dari Pasar Hewan Wuhan

SELASA, 28 JANUARI 2020 | 09:33 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah komunis China masih bergeming mengenai laporan yang menyatakan bahwa wabah virus corona berasal dari kebocoran laboratorium senjata biologisnya di Wuhan, Provinsi Hubei.

Seiring dengan semakin banyaknya kritik tajam, Presiden China Xi Jinping justru membatalkan kunjungannya ke Wuhan, kota pertama tempat virus novel corona, 2019-nCoV muncul. Kunjungan justru digantikan oleh Perdana Menteri, Li Keqiang pada Senin (27/1).

Sembari pemerintah China sibuk memperbaiki kesalahannya, dugaan-dugaan lain terkait virus ini bermunculan. Dugaan awal muncul pada Jumat (24/1) dari laporan The Washington Times ketika seorang mantan intelijen militer Israel mengatakan virus corona muncul dari kebocoran di dua fasilitas penelitian China yang terkait dengan program senjata biologis rahasia.

Dua fasilitas itu adalah Virology National Biosafety Laboratory yang menjadi satu-satunya fasiltas yang dinyatakan China mampu meneliti virus mematikan, termasuk sindrom pernapasan akut (SARS) dan Wuhan Institute of Biological Products yang menjadi bagian dari penelitian perang biologis di bawah Konvensi Senjata Biologis.

Temuan berkembang, pada Minggu (26/1) dan dirilis oleh Majalah Science. Majalah itu mengungkap sebuah laporan 29 peneliti China yang ditulis dalam jurnal media Inggris, The Lancet. Laporan tersebut menyebutkan orang pertama terinfeksi virus Wuhan pada 1 Desember lalu tidak memiliki keterkaitan dengan pasar makanan laut yang juga memperjualbelikan makanan satwa liar.

Di mana sebelumnya digembar-gemborkan bahwa pemicu utama munculnya virus ini berasal dari kelelawar dan ular yang diperjualbelikan di pasar satwa liar Wuhan.

"Tidak ada hubungan epidemiologis yang ditemukan antara pasien pertama dan kasus selanjutnya," kata laporan itu dan menambahkan bahwa 13 kasus lainnya tidak memiliki keterkaitan dengan pasar hewan.

Menanggapi laporan tersebut, seorang dokter spesialis penyakit menular di Universitas Georgetown, Daniel Lucey, mengatakan 13 kasus adalah angka yang besar dan China tidak memberikan penjelasan mengapa mereka bisa terinfeksi.

"Itu angka yang besar, 13, tanpa hubungan. Infeksi pasti terjadi pada November 2019 untuk pasien yang paling awal dilaporkan dengan timbulnya gejala 1 Desember," ujar Lucey kepada Science.

“Apakah pasien ini terinfeksi dari hewan atau orang lain pada bulan November, secara langsung atau oleh (benda atau bahan yang mungkin membawa infeksi, seperti pakaian, peralatan, dan furnitur). Infeksi itu terjadi di lokasi selain pasar makanan laut Huanan," lanjutnya.

Lucey mengatakan, jika melihat dari penyebaran awalnya, kemungkinan virus corona sudah menyebar dari orang ke orang sejak November atau bahkan Oktober dan tidak berasal dari pasar. Pasar sendiri dikatakan Lucey bukanlah pemicu, namun tempat menyebaran corona.

"Dengan demikian, dugaan penyebaran virus yang cepat tampaknya untuk pertama kalinya dari pasar makanan laut Huanan pada bulan Desember tidak terjadi," kata asisten profesor ini.

"Alih-alih, virus itu sudah menyebar secara diam-diam di Wuhan dan tersembunyi di antara banyak pasien pneumonia lainnya saat ini," tambahnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya