Berita

Prof Din Syamsuddin saat berada di AlAzhar, kairo Mesir/Ist

Dunia

Din Syamsuddin Jelaskan Pancasila, Islam Dan Indonesia Di Al Azhar Kairo

SELASA, 28 JANUARI 2020 | 00:51 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Ketua Dewan Pertimbangan MUI Prof. Din Syamsuddin Sejak Minggu (26/1) berada di Kairo, Mesir. Din Syamsuddin akan berbicara di acara konferensi yang diadakan Al-Azhar tentang Pembaruan Pemikiran Islam. ]

Dalam ceramahnya, Din Syamsuddin menjelaskan peran Organisasi masyarakat Islam di Indonesia dalam pembaruan pemikiran Islam. Menurut Din, peran itu sangat nyata pada perumusan nilai-nilai dasar kebangsaan dan kenegaraan yang menghasilkan dasar negara Pancasila dan Konstitusi Negara UUD 1945.

Keduanya, menurut Din Syamsuddin, mengandung kristitalisasi nilai-nilai Islam.

"Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persaudaraan/persatuan, permusyawaratan, dan keadilan merupakan nilai-nilai Islam utama. Begitu pula, arsitektur ketatanegaraan dan pemerintahan Indonesia merupakan manifestasi pemikiran politik dalam paradigma Sunni. Baik Pancasila maupun UUD 1945, menampilkan prinsip jalan tengah Islam (Wasatiyyat Islam)," demikian penegasan Din Syamsuddin.

Din menyontohkan, prinsip perekonomian konstitusional dalam Pasal 33 UUD 1945 merupakan jalan tengah karena tidak condong kepada kapitalisme dan juga sosialisme.

Prinsip tersebut kata mantan Ketua PP Muhammadiyah ini menekankan kegotongroyongan dan kekeluargaan, dua ajaran Islam yang sentral.
Selain itu, Din Syamsuddin menjelaskan gagsan besar Ormas besar yakni NU dan Muhammadiyah, negara Pancasila adalah ideal dan final (NU), dan Muhammadiyah dengan pandangan negara Pancasila merupakan Darul ‘Ahdi was Syahadah atau negara kesepakatan dan negara pembuktian.

Pria yang juga Guru Besar Politik Islam Global, mengatakan kepada para ulama dan cendekiawan muslim yang hadir bahwa rancang bangun negara kebangsaan Indonesia merupakan ijtihad politik para pendiri bangsa yang di dalamnya terdapat sejumlah tokoh Islam.

"Pembaruan pemikiran Islam, perlu bersifat kontekstual dan mempertimbangkan latar sosio-historis dan dan sosial-budaya umat Islam. Khusus konteks Indonesia, satu pertimbangan penting yakni faktor kemajemukan bangsa.  Di Indonesia hubungan agama dan negara bersifat simbiotis-mutualistis (saling memerlukan),' papar Din Syamsuddin.

Din menyebutkan bahwa tidak akan terjadi ketegangan antara negara dan silam apabila harmoni hubungan keduanya terpelihara dengan mengamalkan Pancasila secara konsekwn dan konsisten.

Konferensi diselenggarakan atas arahan Presiden Mesir Abdul Fattah Asisi dan Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Thoyyib. Konperensi dihadiri sekitar 300 tokoh ulama dan cendekiawan Muslim dari 41 negara.

Indonesia sendiri diwakili oleh Dari Indonesia hadiri Prof. Quraish Shihab seaku Anggota Majelis Hukama Islam Dunia, Dr. TGB Zainul Majdi (Ketua Asosiasi Alumni Al-Azhar), Dr. Mukhlis Hanafi (Direktur Museum Al-Qur’an), dan KH. Anizar Masyhadi (Pimpinan Pondok Modern Tazakka, Batang, Jateng).

Din Syamsuddin mendapat giliran berbicara pada sesi pertama setelah Pembukaan yang dipimpin oleh Prof. Akmal Ehsanoglu (mantan Sekjen OKI dari Turki). Selain Din Syamsuddin, Syaikh Abd. Rahman al-Khalifa (Presiden Dewan Islam Bahrain), dan Prof. Mohammad Al-Mahrasawy (Rektor Universitas Al-Azhar).

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya