Berita

Ilustrasi/Net

Politik

GMNI: Pendidikan Tinggi Indonesia Harus Merdeka Dari Intoleransi

MINGGU, 26 JANUARI 2020 | 23:31 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim kembali meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar yang diberi tajuk Kampus Merdeka.

Dalam program itu, terdapat empat penyesuaian kebijakan di lingkup pendidikan tinggi dalam program Kampus Merdeka.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) Arjuna Putra Aldino menuturkan, kebijakan Kampus Merdeka tidak cukup hanya sekedar upaya de-birokrartisasi, tetapi kampus juga harus merdeka dari pikiran intoleransi.

"Kami mengapresiasi ada reformasi pendidikan dalam kebijakan Kampus Merdeka. Tetapi reformasi pendidikan seharusnya mencakup pembersihan dunia pendidikan dari pikiran intoleran", ungkap Arjuna (26/01).

Dalam kajian GMNI, Arjuna melihat, kebijakan Kampus Merdeka pada intinya adalah de-birokrartisasi sistem pendidikan dengan memberi otonomi terhadap kampus dalam mendirikan program studi baru, melakukan re-akreditasi, kebebasan bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan Satuan Kerja (Satker) untuk menjadi PTN Badan Hukum (PTN BH) serta memberikan hak kepada mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di luar prodi dan melakukan perubahan definisi Satuan Kredit Semester (sks).

Menurut Arjuna, saat ini dunia pendidikan tinggi di Indonesia kurang berkembang akibat iklim akademik dipenuhi dengan pikiran intoleran yang berbau sektarian. Sehingga pikiran mahasiswa bersifat tertutup dan menjadi ladang empuk bagi para penggerak untuk menyemai populisme agama.

"Iklim akademik dikotori oleh pikiran intoleran yang sangat sektarian. Sehingga banyak mahasiswa dan civitas akademika pikirannya tertutup. Ini menjadikan ilmu kurang berkembang di kampus itu sendiri", tambah Arjuna

Dengan dominannya pikiran intoleran yang sektarian yang bercirikan epistemologi tertutup, menurut Arjuna membuat kebebasan akademik seakan terpasung. Ilmu pengetahuan menjadi dogmatis karena dipelajari dengan horizon pemikiran yang kaku dan terkungkung pada pikiran monolitik serta absolutisme.

"Kebebasan intelektual seakan lenyap. Karena kampus terkungkung oleh pikiran intoleran yang sektarian. Ilmu menjadi dogma. Hal ini yang membuat perguruan tinggi kita seringkali gagap menghadapi perubahan zaman", ungkap Arjuna

Kampus menurut Arjuna, seharusnya menjadi ladang sikap keterbukaan pemikiran dan pembaharuan. Lebih terbuka terhadap ide-ide kemajuan. Untuk itu, Arjuna mengungkapkan pentingnya pembersihan dunia pendidikan dari pikiran intoleran yang membuat dunia pendidikan menjadi jumud.

"Jalan satu-satunya program Kampus Merdeka harus memuat pengajaran tentang wawasan nusantara. Sehingga membuka cakrawala dunia pendidikan agar lebih terbuka, tidak jumud dengan pandangan sektarian", tutup Arjuna.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya