Berita

Desmond J. Mahesa/RMOL

Publika

Aksi Pansos Desmond Di Panggung Jiwasraya

RABU, 22 JANUARI 2020 | 10:15 WIB

JIWASRAYA, tiba-tiba menjadi kata yang sangat seksi baik untuk politisi maupun rakyat biasa.

Jiwasraya menjadi suatu topik yang ngehits diperbicangkan. Beragam opini dan tujuan orang membicarakan Jiwasraya tergantung dari perspektif dan kepentingan yang melatarbelakanginya.

Jiwasraya mengambil tempat strategis dalam perbincangan keseharian lengkap dengan selimut tendensi dan terselipnya harapan akan perbaikan pengelolaan negara dan pemerintahan.


Sebagaimana sebuah peristiwa, cara pandang atau opini publik dalam menilik Jiwasraya pun terbelah menjadi beberapa rupa.

Sebenarnya kasus Jiwasraya ini tidak ada sesuatu yang sangat spesial di dalamnya, sama saja dengan kasus-kasus korupsi yang pernah mewarnai jagat negeri ini.

Meski tetap ada terselip harapan akan perbaikan bangsa ke depan dan harapan ini merupakan soal yang suci dalam nurani tiap orang yang perlu terus dipelihara sebagai tanda kepedulian terhadap kondisi bangsanya.

Ironinya, proses pembahasan tentang Jiwasraya pun dilakukan dalam lembaga politik warisan Montesqueiu.

Adalah DPR yang kemudian menjadi sorotan publik dalam usaha menyelesaikan dan mengurai benang kusut penuh sengkarut Jiwasraya ini.

Sebagai sebuah lembaga politik yang terdiri dari perwakilan partai, DPR tentu diisi berbagai kelas politisi dari partai yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda.

Sebagian politisi yang partainya menjadi pendukung pemerintah, tentu akan berjuang sekuat daya upaya membangun persepsi di benak publik hingga sampai pada titik dimana publik dibuat percaya bahwa sama sekali tidak ada keterkaitan apapun antara kasus Jiwasraya dengan kekuasaan.

Barisan politisi di sisi ini cukup banyak yang bertugas layaknya petugas cleaning service.

Tidak terkecuali Desmond J. Mahesa, politisi Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR, ikut meramaikan panggung akrobat ini.

Sesuai kelasnya, Bung Desmond mengambil peran sebagai "komedian".

Lontaran-lontaran pedasnya mengalir berkaitan dengan dinamika adu kuat antara Panja dan Pansus Jiwasraya yang tampak secara sengaja digulirkan untuk menuding SBY.

Desmond ingin tampil radikal dan berani dalam isi statement-nya tapi jelas menampakkan kedangkalan alur berpikir maupun referensi politiknya.

Jelas sekali apa yang diucapkan tanpa isi, yang mungkin menurutnya upaya "cerdik" untuk mencuri panggung dalam akrobat Jiwasraya itu.

Cerdik dalam pandangan Desmond, adalah upaya seorang politisi "nir gagasan" untuk memilih lawan politiknya adalah subyektifitas politisi kelas bawah.

Tentu, dengan berhadapannya Desmond dengan seorang mantan Presiden sekelas SBY, diharapkan mampu mendongkrak naiknya kelas politik Desmond.

Dalam bahasa kekinian model seperti ini dikenal dengan istilah "pansos" (panjat sosial) yaitu seorang yang notabene "bukan siapa" sengaja mencari lawan tanding orang yang sudah punya nama besar/reputasi hebat, untuk dijadikan "musuh".

Sisi lain, apa yang dilakukan Desmond ini merupakan upaya untuk terjadinya penyimpangan atau negasi dari fokus isu.

Inilah hal yang diharapkan terjadi dari manuver seorang Desmond terkait isu Jiwasraya.

Statement politik yang dilontarkan dengan pilihan kata dan pola yang sarkastik itu sekaligus memperlihatkan watak asli dari seorang Desmond.

Bagi sebagian kalangan yang memperhatikan dengan baik perkembangan politik Indonesia serta kualitas orang seorang politisi, tentulah awalnya akan melihat sebagai sebuah komedi dari panggung politik yang tersedia. Meskipun disadari atau tidak, ia akan berakhir menjadi sebuah tragedi bagi nasib dan masa depan politik Indonesia.

Ya, Desmond membantu membuka mata kita.

Ia berjasa besar bagi Indonesia untuk mengevaluasi kualitas para politisi kita.

Tentulah kita harus berterimakasih pada seorang Desmond.

Terimakasih Bung, mari menjaga stamina polemik demi kepentingan masing-masing.

Demokrat akan tetap memilih bertarung sehebat-hebatnya dalam membongkar kasus Jiwasraya dengan cara konstisional dimana hak tersebut melekat pada anggota DPR Fraksi Demokrat sebagai amanah UU.

Bung Desmond silahkan afirmasi sekuat-kuatnya untuk main politik pada koalisi politiknya.

Jemmy Setiawan
Ketua DPP Partai Demokrat.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya