Berita

Gedung KPK/RMOL

Publika

KPK Makin Tak Berdaya

SENIN, 20 JANUARI 2020 | 14:14 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

SUDAH banyak yang menduga setelah terjadi revisi UU tentang KPK maka pemandulan akan berjalan. Lewat adanya Dewan Pengawas yang keanggotaannya ditetapkan oleh Presiden maka resmi KPK terkooptasi.

Perjalanan terseok-seok model penahanan Komisioner KPU Wahyu Setiawan membuktikan kemandulan tersebut. Majalah Tempo menyindir dengan bahasa "cicak menjadi buaya".

Semestinya jika cicak sudah menjadi buaya tentu semakin hebat. Galak dan buas. Tetapi disini maksudnya ya sama saja. KPK tidak menjadi penegak hukum yang istimewa.


Dulu meski hanya seekor cicak akan tetapi tetap kuat merayap sendiri. Memangsa "nyamuk nyamuk".

Kini meski jadi buaya namun sudah menjadi buaya kebun binatang yang ditonton anak-anak. Dikendalikan oleh pawang buaya. Buaya yang tak berdaya. Buaya yunior buaya. Ketua KPK bukan komunitas cicak.

Pemberantasan korupsi menjadi tidak prioritas. Terkesan bisa dinegoisasi. Kasus suap PDIP menjadi tontonan sandiwara air mata buaya bahwa PDIP "korban pemerasan oknum-oknum berkuasa".

Sentilan medsos cukup tajam, bagaimana diperas wong Presiden-nya PDIP, Ketua DPR PDIP, begitu juga dengan Menkimham, Menseskab, dan Jaksa Agung.  Jadi jika PDIP bukan partai penguasa lalu siapa yang menguasai pemerintahan PSI atau PKI? Jelas bukan.

Ada lagi cermin ketidakberdayaan bagaimana bisa terjadi ketua dan pimpinan KPK bisa dipanggil ke kantor Luhut Binsar Pandjaitan. Meski untuk membahas  persoalan investasi akan tetapi KPK "menghadap" Luhut bukan saja lucu tapi memalukan dan memilukan.

Semestinya meskipun Ketua KPK adalah jenderal polisi aktif, tapi harus bisa menempatkan diri sebagai lembaga antirasuah yang mandiri dan terpercaya, bukan sebagai kepanjangan kepentingan kekuasaan.

Ada berita miring soal Ketua KPK Firli Bahuri yang terungkap di persidangan kasus suap terdakwa Ahmad Yani, Bupati nonaktif Muara Enim bahwa Firli Bahuri menerima suap 35 ribu dolar AS untuk 16 paket proyek jalan. Penyuap adalah Evelyn MZ Muchtar yang diberikan kepada Firli saat yang bersangkutan menjabat sebagai Kapolda Sumatera Selatan.

Jika KPK memang sudah tak berdaya, maka sudah bisa diprediksi akan ada tuntutan pembubaran yang terus merembet ke akar masalah seperti batalnya perppu atau kooptasi KPK oleh Presiden atau pemerintah.

KPK adalah asa rakyat karenanya jangan berubah menjadi asa pesakitan atau sebagai asa yang hilang.

Jika kata Tempo cicak sudah menjadi buaya baiknya KPK berkaca diri jangan jangan bukan jadi buaya tetapi jadi cacing keremi yang bikin gatal, nyeri, dan ruam pada dubur. Ia adalah infeksi parasit yang menular karena sentuhan. Nama latinnya Enterobius Vermicularis nama yang bagus tapi berbahaya.

Moga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bukan nama bagus yang bikin gatal, nyeri, dan ruam bangsa dan rakyat Indonesia.

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya