Berita

Menkumham Yasonna Laoly/Net

Politik

Gerindra: Sibuk Urus Partai, Menkumham Bisa Dianggap 'Obstruction Of Justice'

SENIN, 20 JANUARI 2020 | 09:52 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Kasus suap terhadap komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan tidak habis-habisnya menyita perhatian publik.

Belum rampung mengenai keberadaan kader PDIP Harun Masiku yang menjadi tersangka dan masih buron, kini publik mempertanyakan keterlibatan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dalam membela PDI Perjuangan.

Dalam hal ini, Yasonna ikut dalam jumpa pers Tim Hukum PDIP yang menindaklanjuti kasus dugaan korupsi penetapan pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR 2019-2024.


Di struktur pengurus PDIP sendiri, Yasonna memang menjabat sebagai Ketua Bidang Hukum HAM dan Perundang-undangan.

Bagi Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule kehadiran Yasonna bisa dibilang aneh. Apalagi, Tim Hukum PDIP langsung tancap gas melapor ke Dewan Pengawas KPK pasca penyidik KPK gagal masuk ke Kantor DPP PDIP.

“Ini aneh. Tertangkap suap, lapor Dewas,” ujarnya dalam perbincangan dengan redaksi, Senin (20/1).

Kehadiran Yasonna dalam jumpa pers dianggap Iwan Sumule sebagai hal yang lucu. Ini lantaran menteri yang seharusnya mengurus hajat hidup orang banyak, justru harus sibuk mengurusi kasus dugaan suap kadernya.

“Kacaunya, menteri hukum ini bisa dianggap lakukan "obstruction of justice”,” kata Iwan mengingatkan.

Obstruction of justice atau tindakan merintangi penanganan perkara, sambungnya, bisa dikenakan lantaran Kemenkumham membawahi Ditjen Imigrasi.

Di mana dalam kasus ini, Ditjen Imigrasi turut dipergunjingkan lantaran pernyataan yang menyebut Harun Masiku berada di luar negeri sejak 6 Januari atau dua hari sebelum Wahyu ditangkap mulai diragukan.

Keraguan itu seiring dengan hasil penelusuran salah satu media yang menyebut Harun Masiku sudah kembali tanggal 7 Januari.

“Imigrasi berada di bawah Kemenkumham, bisa saja berbohong soal keberadaan Harun Masiku. Iya nggak sih?” demikian Iwan Sumule.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya