Berita

Pangi Syarwi Chaniago/Net

Politik

Tiarap Saat Harga Naik, Pengamat: PDIP Nggak Konsisten Dengan Nilai Wong Cilik

MINGGU, 19 JANUARI 2020 | 21:20 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Rencana Pemerintah yang akan mencabut subsidi Elpiji 3 kilogram (kg) pada pertengahan tahun ini, seolah dianggap hal yang biasa oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Hal itu disampaikan anggota DPR RI Fraksi PDIP Deddy Sitorus yang menyatakan, pada dasarnya subsidi itu bersifat temporer atau sementara waktu.

"Yang kita harus jaga itu daya beli rakyat. Bukan harga elpijinya. Kalau rakyat sanggup beli dengan harga berapa pun, why not?" kata Deddy saat ditemui di Kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (19/1).


Menanggapi hal tersebut, Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengingatkan PDIP untuk tidak lupa diri.

"Partai wong cilik yang selama ini terkenal menolak kenaikan yang berbagai macam di era SBY, kita tahu pada waktu itu PDIP adalah partai oposisi. Sekarang PDIP sepertinya nggak konsisten dengan nilai wong cilik," ungkap Pangi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (19/1).

Menurut Pangi, PDIP yang saat ini berkuasa, terkesan lupa daratan saat di depan mata terjadi kenaikan seperti elpiji, BBM, Tarif Dasar Listrik (TDL), BPJS, bahan dasar pokok, serta pupuk, dengan diam tiarap dan terlelap.

Sikap PDIP yang demikian, menurut Pangi, sangat sulit untuk partai yang diketuai oleh Megawati Soekarnoputri itu bisa memenangkan pemilu tiga kali berturut turut.

"Saya pikir lama-lama orang juga bosan dan jenuh dengan partai berlambang banteng moncong putih ini, karena nggak ada empati dan keberpihakan terhadap wong cilik," pungkasnya.

Hal tersebut dikemukakan Pangi, lantaran PDIP dinilai sudah tidak memiliki sense of politics membela penderitaan rakyat karena kenaikan harga yang ugal ugalan.

"Wajar makin banyak orang stress di Indonesia belakangan, banyak yang nggak bahagia karena tidak sesuai antara pemasukan dan biaya beban hidup yang makin tinggi," tutupnya.


Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya