Berita

Bursah Zarnubi (di podium)/RMOL

Politik

Daripada Kapal Perang, Lebih Baik Natuna Dibentengi 2 Ribu Kapal Ikan

JUMAT, 17 JANUARI 2020 | 20:36 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintah Indonesia dinilai tidak perlu mengerahkan kapal perang saat menghadapi kapal nelayan dan coast guard dari China yang memasuki wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di Laut Natuna Utara.

Ketua Umum DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), Bursah Zarnubi mengatakan pemerintah Indonesia cukup membuat ribuan kapal ikan untuk melaut di wilayah tersebut.

"Kita bikin dua ribu kapal ikan, biarkan anak (warga) Natuna yang mengerjakan. Satu kapal itu seribu sampai sepuluh ribu ton paling kecil. Jadi tiap hari ada dua ribu kapal baris tuh cari ikan. Jadi dibentengi begitu saja," ujarnya dalam diskusi bertema "Tantangan Geopolitik Indonesia dalam Perspektif Global dan Kawasan" di Kantor DPP PGK, Jalan Duren Tiga Jaya 7, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (17/1).


Cara itu tidak hanya bisa menjaga hak berdaulat Indonesia, tapi juga bisa menjadi ladang pendapatan hasil tangkapan ikan yang nilainya diprediksi bisa mencapai 10.000 triliun ton per tahun.

"Buat keuntungannya, kapal ikan bisa melakukan patroli di laut tapi juga menghasilkan produksi, bisa 500 juta atau satu triliun ton satu tahun, dua ribu kapal minimal 10 ribu ton," jelasnya.

Sehingga, pemerintah Indonesia tidak perlu mengeluarkan uang banyak hanya untuk membeli kapal perang. Karena, kata Bursah, dalam kondisi saat ini belum akan terjadi perang.

"Jadi kita nggak perlu keluar uang demi kapal perang, karena nggak mungkin perang. Belum mungkin perang. Amerika kemarin konflik dengan Iran aja nggak jadi perang," pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya