Berita

Gas LPG/Net

Publika

ESDM, Rancang Tai Kuda Jadi Alternatif Pengganti LPG 3 KG!

JUMAT, 17 JANUARI 2020 | 16:13 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

RENCANA kenaikan harga LPG 3 kilogram memang buah simalakama, sebagai konsekuensi atas pencabutan subsidi LPG adalah pilihan yang sulit baik bagi rakyat maupun pemerintah.

Satu sisi belum jelas kesiapan masyarakat, sisi lain tidak ada bahan gas alternatif yang dapat dipilih langsung oleh masyarakat untuk menggantikan LPG.

Seharusnya program gas alternatif seperti tai kuda, kerbau, sapi, serta kentut hewan dapat dikembangkan sedari dulu.

Barbagai program energi ramah lingkungan, energi alternatif, energi baru terbaharukan yang dikembangkan ESDM dari belum menunjukkan hasil apa apa dalam dua dasawarsa terakhir.

Energi berbasis kakus manusia, sampah organik dan lain sebagainya gagal menuai hasil, meskipun mengorbankan anggaran yang sangat besar dalam proyek proyek ESDM.

Akibatnya masyarakat sangat bergantung pada LPG. Konsumsi LPG bersubsidi saja di Indonesia telah mencapai 7 miliar kilogram. Sementra subsidi LPG oleh APBN mencapai Rp 69 triliun setahun.

Konsumsi LPG dan subsidi LPG terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Subsidi LPG adalah kelompok subsidi paling besar dalam APBN saat ini.

Pemerintah sekarang tampaknya tak memiliki jalan keluar lagi. Sebagian besar LPG harus diimpor dari luar negeri, sementara pemerintah tak lagi memiliki uang dalam menjalankan subsidi terhadap barang impor semacam ini.

Pemerintah sekarang fokus bagaimana mengembalikan dana haji, dana Jamsostek, dana taspen, dana asabri, dana perusahaan asuransi dan dana bank bank serta dana pensiun karyawan BUMN, yang dipinjam pemerintah melalui surat utang negara atau obligasi negara.

Sehingga di tengah upaya pemerintah mencabut subsidi LPG 3 kilogram, sebagai strategi penghematan APBN, maka Kementrerian ESDM seharusnya menyertakan program energi alternatif berbasis tai kuda, kerbau, sapi sebagai pilihan yang dapat diambil masyarakat untuk menggantikan LPG 3 kg.

Dengan demikian pencabutan subsidi LPG tidak menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan bahan bakar, baik dari sisi keterjangkauan maupun akses harganya.

Jangan giliran ada masalah baru ada akal, mestinya ada persiapan yang matang menyambut masalah yang diperkirakan pasti terjadi semacam ledakan subsidi LPG.

Penulis adalah peneliti senior Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Pangkas Anggaran Kementerian, Prabowo Lebih Peduli Rakyat Kecil

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:30

Bursa Asia Menguat di Selasa Pagi

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:22

Guncangan Politik Rumania, Presiden Klaus Iohannis Pilih Mundur

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:19

Butuh 15 Regulasi Kewenangan Khusus Pasca Status Berubah Jadi DKJ

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:17

Jokowi Harusnya Tak Olok-olok SBY soal Hambalang

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:14

Kebijakan Trump Bikin Dolar AS Menguat di Selasa Pagi

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:05

Bursa Eropa Sumringah, Indeks Utama Kompak Naik

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:42

Menuju Bahaya Oligarki

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:29

Saham-saham Teknologi Melonjak, Bursa AS Ditutup Menghijau

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:18

Mbak Ita dan Suaminya Dikabarkan Kembali Diperiksa Hari Ini

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:10

Selengkapnya