Berita

Ilustrasi DWS bukan toa biasa/Net

Nusantara

Enam TOA Seharga 4 M Bukan TOA Biasa, Sesuai Kebutuhan Jakarta

JUMAT, 17 JANUARI 2020 | 07:42 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan enam TOA yang akan dibeli  BPBD DKI Jakarta adalah alat Disaster Warning System (DWS) yang  merupakan pengembangan dari Early Warning System (EWS) bantuan Jepang tahun 2014.

Kepala Pusdatinkom BNPB Agus Wibowo menyebut alat tersebut memang terbilang cukup mahal.

"Ini kayaknya pengembangan EWS (Early Warning System) bantuan Jepang. Ini TOA seperti yang dipakai di Jepang, jadi memang mahal," kata Agus, Kamis (16/1) malam.


Alat DWS tersebut dapat dikendalikan dari jakar jauh, sama seperti  yang dipakai oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Bisa dikendalikan jarak jauh. Seperti sirene yang dipakai BMKG," ujar Agus. "Sudah sesuai dengan kebutuhan peringatan dini bencana yang ada di Jakarta. Itu standar seperti di Jepang," erang Agus.

Agus memperkirakan BPBD DKI Jakarta telah memikirkan matang kebutuhan akan alat peringatan bencana tersebut.

"Mungkin sistem TOA itu pengembangan sistem tersebut. Saya belum tahu sistemnya kayak apa. Saya kira DKI sudah pikirkan dengan matang sistem yang cocok," imbuh Agus.

Sebelumnya, BPBD DKI Jakarta menganggarkan Rp 4,073 miliar untuk menambah 6 Disaster Warning System (DWS) pada tahun 2020. BPBD menyebut DWS bukan seperti pengeras suara atau Toa yang umum ditemukan.

Alat ini akan dipasang di enam lokasi yaitu: Bukit Duri-Jakarta Selatan, Kebon Baru-Jakarta Selatan, Kedaung Kali Angke-Jakarta Barat, Cengkareng Barat -Jakarta Barat, Rawa Terate-Jakarta Timur, Marunda-Jakarta Utara.

"Pengeras ini bukan Toa biasa karena bisa dipantau dari Pusdatin untuk langsung ke lokasi yang ada. Anggaran tersebut sudah ada di e-bugedting," ucap Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Muhammad Insyaf, saat dihubungi, Kamis (16/1).

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya