Berita

Menteri Lingkungan Jepang Shinjiro Koizumi/Reuters

Dunia

Baru Dikaruniai Bayi, Menteri Lingkungan Jepang Ambil Cuti Melahirkan

RABU, 15 JANUARI 2020 | 13:19 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Menteri Lingkungan Jepang Shinjiro Koizumi mengatakan bahwa dia akan mengambil cuti melahirkan selama dua minggu.

Ini adalah kali pertama seorang menteri di kabinet Jepang secara terbuka berkomitmen untuk mengambil cuti semacam itu.

Diketahui bahwa pria 38 tahun yang menikah dengan seorang mantan pembaca acara televisi itu baru dikaruniai seorang bayi.


Dalam sebuah pertemuan kementerian pada Rabu (15/1), dia mengatakan bahwa keputusan cuti itu diambil karena dia merasa kesulitan untuk menyeimbangkan tugasnya sebagai menteri dan keinginannya untuk menemani bayinya.
"Saya ingin mengambil cuti selama dua minggu secara fleksibel, membuat pengecualian untuk tugas-tugas publik yang penting," kata Koizumi, seraya menambahkan bahwa dia berharap keputusannya akan membantu mengubah persepsi dan mendorong ayah lain untuk mengikutinya.

Langkah Koizumi disambut positif oleh Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga. Dia berharap bahwa langkah Koizumi bisa memberikan dampak positif pada laki-laki lainnya yang menjadi ayah.

"Penting untuk menciptakan suasana tempat kerja yang kondusif dan penerimaan sosial serta dukungan bagi para pria untuk meminta dan mengambil cuti orang tua," ujarnya.

Untuk diketahui bahwa kebijakan cuti melahirkan di Jepang termasuk yang paling "dermawan" di dunia. Pasalnya, kebijakan yang berlaku, memberikan cuti yang dibayar sebagian, hingga satu tahun kepada pria dan wanita yang baru memiliki bayi. Kebijakan bahkan lebih akomodatif bagi pekerja pemerintah.

Meski begitu, seperti dikabarkan Channel News Asia, hanya 6 persen ayah yang mengambil cuti melahirkan. Sementara di kalangan wanita, ada lebih dari 80 persen ibu yang mengambil cuti melahirkan. Namun di antara mereka, lebih dari 70 persen hanya mengambil cuti kurang dari dua minggu.

Sejumlah aktivis menilai bahwa hal itu terjadi akibat adanya tekanan dari pengusaha dan masyarakat yang menghargai jam kerja yang panjang.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya