Berita

Dunia

Garda Revolusi Iran: Sebelum Kecelakaan Pesawat Ukraina Mendekati Area Sensitif

SABTU, 11 JANUARI 2020 | 12:22 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Garda Revolusi Iran ikut membenarkan bahwa kecelakaan yang dialami pesawat Ukraine Internationale Airlines PS527 hari Rabu lalu (8/1) terjadi karena faktor kesalahan manusia atau human error.

Pesawat Boeing 737 yang dalam perjalanan menuju Kiev dengan176 penumpang dan kru itu sempat memutar mendekati area sensitif yang sedang dalam penjagaan ekstra ketat.

Demikian keterangan yang disampaikan Garda Revolusi Iran yang dimuat oleh Kantor Berita IRNA.  


Garda Revolusi Iran meningkatkan kesiapsiagaan mereka menyusul ancaman Amerika Serikat yang akan menyerang berbagai titik penting di negara itu.

Ini adalah bagian dari krisis yang dipicu oleh pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani pekan lalu (Jumat, 3/1) oleh pihak Amerika Serikat.

“Menyusul ancaman Presiden (Donald Trump) dan komandan militer pihak kriminal Amerika Serikat yang akan menargetkan sejumlah besar tempat di teritori Republik Islam Iran … Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran disiagakan pada tingkat tertinggi untuk menghadapi kemungkinan serangan,” begitu pernyataan Garda Revolusi Iran.

Situasi krisis ini, sebut Garda Revolusi Iran lagi, membuat sensitivitas meningkat di sektor pertahanan udara.

“Pesawat Ukraine Internationale Airlines tinggal landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini. Dan ketika berputar pesawat mendekati pusat militer Garda Revolusi Iran yang sensitif,” sambung pernyataan itu lagi.

Ketinggian pesawat saat itu pun diidentifikasi sebagai ketinggian pesawat yang sangat mengancam.

“Dalam keadaan seperti ini, pesawat tanpa sengaja tertembak oleh kesalahan manusia, yang berakibat pada tewasnya saudara sebangsa dan warganegara lain,” demikian Garda Revolusi Iran sambil menutup pernyataan dengan rasa penyesalan dan duka cita mendalam.

Sebanyak 82 penumpang pesawat naas itu adalah warganegara Iran, lalu 63 lainnya adalah warganegara Kanada, 11 warganegara Ukraina, 10 warganegara Swedia, 4 warganegara Afghanistan, dan masing-masing 3 warganegara Inggris dan Jerman.


Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya