Berita

Persiapan Tim SAR menghadapi musim penghujan/Net

Pertahanan

Kesiapan Tim SAR Antisipasi Datangnya Musim Penghujan

JUMAT, 03 JANUARI 2020 | 12:05 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Di awal tahun 2020 sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki musim penghujan, tak terkecuali di Bali. Kondisi alam yang setiap tahunnya pasti terjadi. Barang tentu Tim SAR telah melakukan berbagai persiapan.

"Terlepas dari musim hujan, Kantor Basarnas Bali selalu siap baik itu kekuatan personil ataupun kesediaan alat utama dan peratan SAR," kata Kepala Kantor Basarnas Bali Hari Adi Purnomo lewat siaran persnya, Jumat (3/1).

Hanya saja di saat musim penghujan dilakukan pemeriksaan kembali fungsi peralataan-peralatan terkait seperti rubber boat beserta motor tempel dan jaket pelampung. Disamping itu koordinasi dengan unsur SAR yang ada intensitasnya ditingkatkan.

“Selain dari laporan langsung kami juga tergabung dan ikut memantau perkembangan informasi yang ada di group WA Bali Aman Tangguh, yang dimotori oleh BPBD Provinsi Bali," jelasnya.

Hari Adi juga menegaskan posisi Basarnas dalam kebencanaan seperti halnya banjir, hanya pada saat evakuasi, sementara itu leading sektornya adalah BPBD.

Kantor Basarnas Bali menempatkan personil di benerapa kabupaten seperti Pos SAR Jembrana, Pos SAR Buleleng dan Pos SAR Karangasem. Selama musim penghujan, selain musibah banjir juga memungkinkan terjadinya longsor di dataran-dataran tinggi. Pasa masing-masing Pos SAR sudah dikondisikan peralatan-peralatan SAR yang bisa langsung dipergunakan.

"Kesiapan kami menentukan respon time dari laporan yang masuk, setiap harinya ada 1 tim yang siaga selama 24 jam, 7 hari, dan juga 1 tim yang bertugas dalam siaga SAR Khusus," ucapnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi musim penghujan. Ia mencontohkan misalnya tas siaga berisi keperluan harian yang penting untuk kebutuhan sekitar 2 hari, menempatkan dokumen-dokumen penting ke tempat yang aman, menyediakan alat penerang.

"Jika diperlukan masing-masing rumah menyediakan alat pelampung apabila kondisi mendesak," imbuhnya.

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor, lebih baik mengungsi sementara jika tingkat curah hujan ekstrim.

"Kadang kala banyak korban yang terjebak banjir karena enggan mengungsi ketika debit air bertambah tinggi, menurut saya utamakan keselamatan dari pada mempertahankan harta benda,"tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya