Berita

Hikmahanto Juwana/Net

Politik

Gurubesar UI: Kejahatan Pada Orang Indonesia Di Philadelphia Tidak Sistematis

SELASA, 31 DESEMBER 2019 | 14:57 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Beberapa bulan terakhir, kejahatan terhadap orang-orang Indonesia di Philadelphia, Pennysylvania, Amerika Serikat semakin marak. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait hal ini.

Dikatakan oleh Gurubesar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana, berita mengenai banyaknya orang Indonesia yang menjadi target kejahatan di Philadelphia juga harus dilihat dari siapa yang memberikan informasi.

Dalam hal ini, Indonesia lantern tentu akan berfokus pada masyarakat Indonesia. Padahal, mungkin saja orang non-Indonesia yang juga menjadi target kekerasan serupa.

"Yang kedua, memang di Philadelphia itu banyak orang Indonesia. Bahkan banyak tempat makan Indonesia yang dibuka di sana. Jadi persoalannya bisa lain," urai Hikmahanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (31/12).

Jika dibandingkan dengan New York yang luas dan tempat bercitra rasa Indonesia sedikit, maka mungkin isu serupa akan memiliki spekulasi yang berbeda dengan yang terjadi di Philadelphia.

Persoalan selanjutnya adalah, ketika berbicara mengenai "Indonesia", apakah yang dimaksud Warga Negara Indonesia (WNI) atau diaspora, mereka yang sudah menjadi warga negara (WN) Amerika Serikat, tapi keturunan Indonesia.

"Kalau saya melihat ini, kita tidak bisa menyimpulkan bahwa ada tindakan sistematis dari pelaku kejahatan yang menyerang orang Indonesia. Tidak bisa seperti itu kita konklusikan," tegasnya.

Menurutnya, jika memang WNI yang menjadi korban, kedutaan besar atau perwakilan setempat dapat memberikan perlindungan. Namun perlu diingat kembali, bahwa kejahatan yang terjadi berupa kriminalitas seperti penjambretan dan pencopetan sehingga susah bagi polisi untuk menangkap mereka.

Sementara ketika ditanya perihal hubungan isu ini dengan banyaknya orang Indonesia yang berada di Philadelphia semenjak krisis dan Tragedi Mei 1998, Hikmahanto kembali menegaskan belum bisa menyimpulkan apapun.

"Saya rasa juga tidak bisa disimpulkan seperti itu. Karena Kita juga harus melihat migran dari negara-negara lain. mungkin juga ada komunitas dari India, China, Meksiko, yang  bisa juga menjadi korban kejahatan," ujarnya. 

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya