Berita

Foto: Itimewa

Publika

Pemberantasan Korupsi Era SBY Tercatat Paling Progresif Di Dunia

KAMIS, 19 DESEMBER 2019 | 17:44 WIB

SALAH satu faktor dari sekian banyak alasan yang membuat SBY begitu dirindukan masyarakat Indonesia saat ini adalah bagaimana SBY memberi satu pendidikan kepada kita semua tentang arti penting menjaga sebuah komitmen.

Komitmen dalam penegakan hukum yang berkeadilan dan komitmen dalam pemberantasan korupsi.

SBY mengatakan penegakan hukum adalah kunci dari upaya pemberantasan korupsi, tentu yang SBY maksudkan adalah hukum yang adil yang penegakannya tanpa pandang bulu, kendati itu telah melukai tubuh kita sendiri.


SBY menelan "pil pahit" dari komitmen yang telah diikrarkannya, oknum-oknum kader Partai Demokrat banyak bermasalah dengan KPK saat itu, sapu bersih KPK telah mengurung elektabilitas Partai Demokrat hingga titik terendah.

Banyak kalangan memperkiraan perolehan Partai Demokrat anjlok, namun SBY tak bergeser sedikitpun dari komitmennya. Tidak pernah terbesit dalam pikirannya untuk melindungi kader-kadernya dan ingin melemahkan KPK, apalagi membubarkannya.

Padahal jauh sebelum itu, besan SBY-pun terseret KPK. Disini terlihat jelas komitmen SBY terhadap pemberantasan korupsi dan penegakan hukum yang adil dan konsisten.

Era SBY juga diterbitkan PP 99/2012 yang memperketat pemberian remisi. Hanya bagi koruptor yang berperan sebagai justice collaborator yang diberi kelonggaran, selebihnya tidak ada ampun. Tidak ada seorang koruptor-pun yang diberi remisi, apapun alasannya.

Bagi SBY memberantas korupsi adalah tugas sepanjang hayat, korupsi adalah kejahatan luar biasa, yang penanganannya harus dilakukan dengan cara yang luar biasa pula.

Hukum bagi SBY adalah tentang kebenaran dan keasilan. Kader, kolega dan politik sekalipun tidak boleh merubah itu. SBY adalah pemimpin yang memastikan hukum berjalan dan ditegakkan dengan memenuhi rasa keadilan.

SBY-lah Presiden yang telah menaikkan skor Corruption Perceptions Index/ Indeks Persepsi Korupsi Indonesia menjadi yang terbaik di dunia Data Stable Trend and Continue Increasing-ASEAN yang dirilis oleh KPK menunjukkan suatu Trend yang sangat bagus pada Era SBY, dimana pencapai IPK Indonesia, melampui pecapaian China yang selama 19 tahun hanya bisa naikkan 5 poin dari 34 ke 39, jika dihitung dalam kurun waktu yang sama Indonesia naik dari 17 ke 38, naik 21 poin.

Pada saat era SBY itulah naik secara signifikan yaitu 14 poin. Tentu itu adalah pencapaian paling progresif di dunia saat itu, pencapaian yang menembus batas paradigma tentang pemberantasan korupsi.

Di masa kepemimpinan Presiden keelima Megawati hanya naik 1 poin di masa jabatan Megawati yang terhitung singkat dan di masa kepemimpinan Presiden ketujuh Bapak Jokowi hanya naik 4 poin terhitung dari 2014 sampai dengan 2018.

Padahal di luar sana orang menyebut "jika suatu negara ingin belajar memberantas korupsi, belajar ke negeri China".

Oleh karena itu, sepanjang kita masih memiliki objektifitas dalam hal melihat kerangka pemberantasan korupsi pada epicentrum yang luas, saya berkeyakinan mayoritas akan setuju, bahwa; SBY-lah pemimpin yang paling menjaga komitmennya untuk memberantas korupsi, merawat serta menjaga lembaga KPK sebagai tulang punggung pemberantasan korupsi dari serangan apapun, termasuk politik.

Jemmy Setiawan
Ketua DPP Partai Demokrat Bididang Pemberantasan Korupsi.

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya