Berita

Ahmad Baidhowi (tengah)/RMOL

Politik

PPP Pondok Gede: Tidak Ada Muktamar Bersama, Kalau Mau Datang Silakan Jadi Peninjau

RABU, 11 DESEMBER 2019 | 16:19 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Muktamar Pondok Gede menegaskan tidak adan istilah Muktamar bersama, termasuk dengan kubu PPP Muktamar Jakarta pimpinan Humprey Djemat.

Hal itu ditegaskan Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP, Achmad Baidowi.

Menurut Baidowi, di AD/ART PPP tidak adanya istilah Muktamar bersama. Sehingga, adanya pihak yang berharap akan adanya Muktamar bersama tidak sesuai dengan aturan di internal partai.

"Siapa yang bilang Muktamar bersama? Tidak ada itu di AD/ART, itu tidak ada istilah Muktamar bersama, yang ada Muktamar," ucap Baidowi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (11/12).

Sehingga, Baidowi menegaskan kubu Humprey tidak memiliki hak suara pada Muktamar yang diagendakan pada awal 2020. Termasuk forum Mukernas yang diagendakan akhir pekan ini.

Anggota DPR ini pun hanya mempersilahkan jika ada kader PPP kubu Muktamar Jakarta yang ingin datang pada Mukernas yang akan digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Sabtu (14/12) hingga Senin (16/12).

"Ditanya kita bikin Muktamar, kan begitu, pelaksana Muktamar adalah DPP PPP yang sah bersama turunannya, jadi DPW DPD yang ikut pemilu kemarin kan begitu. Soal ada pihak lain mau ikut ke Muktamar ya silahkan, tapi sebagai peninjau bukan sebagai utusan," jelas Baidowi.

Peserta peninjau yang dimaksud adalah hanyalah peserta yang datang untuk meramaikan acara Mukernas maupun Muktamar. Sedangkan peserta utusan adalah peserta atau kader yang memiliki hak suara pada Mukernas maupun Muktamar.

Istilah Muktamar bersama yang bermartabat dan setara pertama kali disampaikan Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat. Humphrey dan Plt Ketua Umum PPP Pondok Gede, Suharso Monoarfa telah sepakat islah dengan menggelar Muktamar bersama pada awal 2020.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya