Berita

Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil/Net

Hukum

Komisi III DPR: Selama Ini Hukuman KPK Belum Bikin Koruptor Jera

SELASA, 10 DESEMBER 2019 | 23:25 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Komisi III DPR RI saat ini tengah mengevaluasi hukuman berat yang selama ini diterapkan kepada koruptor, termasuk soal hukuman mati.

Menurut anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil, hukuman berat tersebut juga sekaligus sebagai upaya pencegahan korupsi.

“Ya jadi ada dua situasi korupsi bisa dihukum mati, di satu sisi juga ada upaya mengevaluasi apakah hukuman kejahatan korupsi itu bisa memberikan dampak jera terkait dengan upaya pencegahan korupsi,” ujar Nasir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/12).


Untuk saat ini, hukuman maksimal yang dikeluarkan KPK diakuinya belum memberikan efek jera. Padahal selama ini lembaga antirasuah rajin melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Namun sayangnya, tindakan tersebut tak berefek signifikan.

“Hari ini kalau kita mau jujur ternyata tidak memberikan efek jera, OTT berulangkali dilakukan, tidak memberikan dampak,” katanya.

Dari hasil pemaparan KPK beberapa kali kepada Komisi III, para pelaku korupsi sering melakukan penyuapan. Dari sinilah lembaga antirasuah seharusnya mampu menutup celah tindakan penyuapan.

“Kasus suap itu adalah kasus yang paling banyak dan paling besar yang kemudian mengungkap kejahatan atau peristiwa-peristiwa lainnya,” terangnya.

Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo menyinggung soal hukuman mati bagi koruptor yang bisa saja diterapkan jika memang ada kehendak yang kuat dari masyarakat. Penerapan tersebut dapat diatur sebagai salah satu sanksi pemidanaan dalam UU Tipikor melalui mekanisme revisi di DPR.

Namun hal ini justru dianggap keliru lantaran sudah tercantum dalam UU Tipikor.

"Sebenarnya hukuman mati bagi koruptor itu sudah diatur juga dalam UU tindak pidana korupsi, jadi tidak harus kemudian apa kalau dikehendaki oleh masyarakat. Pak Jokowi menurut saya keliru, kalau mengatakan hukuman mati itu berdasarkan kehendak masyarakat," tutup Nasir.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya